Selasa, 30 September 2014
SAAT AKU TERJATUH,AKU TENGADAH
By:Lia Zee
¤======================¤
Tahajjud
Kuseka airmata yang membasahi kelopak mataku,kuraba mukenah hijau pupus yang kukenakan yang terikut basah.Ini malam
ke 5 dari peristiwa satu detik dalam
hidupku yang akibatnya memporak-porandakan jiwaku.Ketegaranku menguap.
Si' burung pipit yang lincah dan ceria
entah terbang kemana,kini.
Mulanya hubunganku dengan Fian hanyalah sekedar teman lama satu
kampung yang setelah sekian tahun tidak pernah jumpa.Meskipun dulu semasa SMA kami pernah menjalin rasa.Tapi bagiku Dia hanyalah bagian diantara berbaris-baris perjalanan pencarian cinta masa remaja.
Pertemuan kembali.
Lebaran tahun lalu,kami berjumpa di kampung masa kecil kami.Dia mengatakan masih bujang dan akupun masih single,bertukar cerita,merasa nyambung dan berjanji untuk menyambung tali silaturahmi kembali yang sempat beberapa
tahun terputus.
Hingga pada suatu malam minggu,kira-kira dua bulan kurang sedikit dari
pertemuan lebaran itu.Fian
mengungkapkan perasaannya ''Cit! aku menginginkan hubungan yang lebih dari teman biasa'',ujarnya via telpon
waktu itu.
Dan tanpa berpikir panjang dan ruwet
Aku menerimanya,toh...kami sudah saling mengenal sejak remaja.Keluarga kami juga sudah saling kenal,meski kedua orang tuanya telah lama merantau ke Papua dan dan bermaksud untuk menetap selamanya karena usaha mereka berhasil di sana.
Semua itu bukan menjadi halangan bagiku untuk menerimanya.
Dan lagi,bertemu Fian mungkin bisa dikatakan sebagai berkah bagiku,setelah berkali-kali gagal menjalin cinta.Atau bisa juga dikatakan cinta lama bersemi kembali (CLBK)Hehehe,, .
Aku juga lama-lama akhirnya bosan dan gusar juga jika kerabat,teman,tetangga,
dan orang-orang yang kenal disekitarku mulai sering menanyakan tentang
''tenda biru'' padaku.ntar! Sekalian Gak hanya tenda biru tapi juga tenda merah,kuning ,,,batinku kocak penutup
Was-was...emang pelangi hihi.
Selanjutnya hubunganku dengan Fian makin intens dari hari ke hari,arahnya serius.Tepat di saat Dia mengucapkan selamat Ulang tahu padaku bulan Mei kemarin, Dia melamarku.
Kado terindah setelah hitungan
berpuluh lilin yang menyesaki kue ulang tahunku tahun ini,Aku telah 30 tahun.
Usia yang lumayan lambat atau lebih
tepat dikatakan cukup telat untuk
seorang perempuan jika belum
menemukan tambatan hati menurut pandangan masyarakat kami.
Lamaran resmi kemudian dilaksanakan
cukup khidmat,semuanya pelaksanaanya diputuskan secara sederhana dan tidak melaksanakan ketentuan adat secara penuh.Berhubung karena keterbatasan waktu dan jarak kami yang berjauhan.
Semuanya berjalan normal dan membahagiakan.Sesuai kesepakatan
kedua belah pihak, diputuskan pesta
akan dilaksanakan kira-kira satu bulan sebelum masuk bulan puasa tahun ini.
Sesuatu dan lain hal,pihak keluarga
Fianmeminta untuk menunda pelaksanaan
akad dan resepsi yang telah diputuskan seperti di atas.Meski tentu saja aku dan
pihak keluargaku sedikit kecewa,namun pada akhirnya orang tuaku dan keluarga besarku mau berbesar hati menerima penundaan itu.
Aku bernafas lega, persiapan
pernikahan: Gedung,Catering,daftar undangan,cetakan undangan dan tetek bengek lainnya sudah hampir 100% rampung.Sungguh melelahkan tapi akan terasa lain bila dilakukan dengan rasa bahagia seperti yang kualami saat itu.
Tapi siapa sangka,kebahagian yang kurasakan kemudian berbalik memunggungiku dan membiarkanku
seakan terperosok kedalam gua yang terdalam dan tidak menemukan setitik celahpun untuk jalan keluar.Airmataku habis,rasa malu dan frustasi yang tiada
alang kepalang.Tangan dan suara gemetar ibuku menahan sedih memelukku makin menambah kecamuk luka batinku.Dan rasa sedih dan malu Bapakku,kakak-kakaku,dan keluarga besarku.duh aib..
Ternyata Fian telah memiliki istri dan
dua anak yang ditelantarkannya.Istrinya menuntut untuk dipenuhi hak-haknya sebagai istri.Perkawinan kami tidak akan mungkin dilaksanakan sesuai tanggal
diundangan karena tidak ada surat keterangan resmi bercerai,
sungguh tragis.
Pihak keluarga Fian untuk kesekian meminta untuk diadakan penundaan.
Tapi ini justru sungguh memuakkan.
Bagaimana mungkin Dia bermain-main setelah semuan kebohongan yang
dibuatnya.Bagaimana mungkin Fian
dan keluarganya masih memiliki muka.
tidak mempertimbangkan perasaan
malu Aku,orang tuaku dan keluarga
besarku setelah semua dan apa
yang telah dibuatnya.
Sejujurnya harus kuakui, Aku mungkin trauma,luka,frustasi,perih dan entahlah
apa lagi namanya.Tapi sekuat yang Aku mampu akan Aku lakukan dan untuk apa yang tidak mampu Aku melaluinya akan
aku pasrahkan pada Sang Pemilik
Cinta 'Allah'.
Pelajaran paling berharga buatku,mencintai dan mempercayai
sesama mahluk dengan secukupnya saja karena memang kita tidak sempurna.Tapi sempurnkaanlah cinta dan kepercayaan pada Sang Pemegang hidup `Allah`yang tidak mungkin mengecewakan.
Mukenahku kembali basah...
Kularuh dalam doa-doa kepasrahan
Makassar,30 September 2014'
¤======================¤
Biodata
Nama pena Lia Zee,Fb&Twit Lia Zaenab nama asli 'LIA SAINAB ASBAR'.Suku Bugis tinggal di kota Makassar: Komp.BTP Blok AA/129 Jln.Keindahan 10 Tamalanrea Makassar Sulawesi Selatan KPOS 90245.Lahir, Enrekang,28 Juli 19....,Terakhir kuliah di Fak.Ekonomi Jur Akuntansi UNHAS Makassar,sekarang staff di salah satu Perusahaan Swasta Nasional pengembang (Developer) perumahan
Makassar.
Menulis adalah minat terpendam yang selama ini bersemayam manis di dasar hati,belakangan ini menyeruak memohon untuk di apresiasi. Sejak dulu penikmat puisi, syair,cerpen,essai dll dan baru sekarang bermimpi jadi penulis.Selama ini baru sekedar dalam bentuk tulisan di Media sosial, belum pernah di publikasi dalam bentuk apapun.
Bisa ditemui di:
Mobile Phone: 085242931445
BB PIN :2898279F
hhtp://liazee.blogspot.com
FB Lia Zaenab
Twitter @lia-zee
Terima kasih. ______________________________
“““““““
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar