Senin, 17 November 2014
«»»»
Kelam batin yang mengerak batu di hati begitu suka diabadikan. Memuliakan dosa menghamba pada setiap yang punya duit tak perduli setan sekalipun.
Makassar,1 November 2014
Makassar,17 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
Senja hujan tubir tahun. Kelana bayang laku jejak cipta. Mengesap pikir, mengintip nalar. Adakah kisah basuh kalbu kubang pengertian, kesabaran, kedewasaan kesyukuran.?
Liazee...
=~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
Rona hari ...
Rintik air rupa rinai benang sulam
bidadari. Perlahan terulur makin cepat kala rinai mendinding kaca cristal deras.
Nafas muda membaris basah di tubirkelim aspal. Pekik gelora senyawa alunan kidung hujan
' BBM haram naik!''
Tanah basah, mata basah. Penguasa entah....
=~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
---171114
Note:
Nov mulai memunggungi debu...
Menyapih air lahirkan hujan.
Lima Hitungan Huruf_
Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Sebait seduh cicip temu
Didentang rekah sela hari
Berbagi candagoda, diriang
tak berbeban.
Berlarian kejar asa muda
Berbuncah tawa senyum.
Tak mesti cerita romantic
Tammat fiksi terbaca
Kini ada jala rasa
Menganga siap mendekapku
Menjeratku dalam gelisah
Melodi senandung petikan
Hati bersyair asmaradana
Tarian indah dilamun kisah
Duahati berlumur memerah
jambu
Inikah rindu ...?
Makna rasa berimbun indah
tuk lima hitungan huruf.
Bawa lenaku pada mimpi
semerbak taman bunga.
Bak yang terkaca pada
filmfilm India?
Jantung bahana debar
Kala nekat menanyakan
tasbih riil atas nama rindu
: Padamu
Benarkah ini Rindu?
Makassar, 31 Oktober 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Blog, naeza faldan
#30HariNonStopMenulisPuisi-12
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul:Lelaki Tua dan Jukungnya
Keringat asin laut terperangkap
di ceruk lipatan kerut keningnya.
Dinihari se-tong ikanikan pasar diturunkan dari Jokung.
Temaran, kala terang belum ada Riuh renda orangorang laut
Menimbang hasil menakar lelah
Makin riuh kala bisikbisik anyar Solar masuk di ranah bincang yang memanas.
Lelaki tua, terusik ingsut
Dibenaknya sesak bayang rengek anak dan keluh istri
Solar naik belitan hidup cekik
Kerutnya makin berlipat keruh
Di sana, jokungnya bercanda ombak
Tak mau tahu takdirnya esok
Negeri ini untuk siapa?
Jika kami mesti berkalang tanah
Saat masih ada nafas
Makassar,16 November 2014
15 Baris
Goresan Jelang 22 Des....
Ibu
Puisi dalam diksi yang tiada pernah kering dituang. Dituliskan dalam cerita adalah ending yang tak pernah sempurna, selalu kurang.
Dilukiskan dalam gambar adalah warna yang selalu tidak cemerlang seperti warnamu. Mengenang kelembutan belainya adalah rasa hangat yang tak pernah bisa diukur.
Ketulusan yang tak ada ujung. Dan Ibu adalah Emak yang tak pernah menutup ulur dekapnya menunggu aku pulang...
Liaze16Nov14MakassaR
»»
Ibu itu bagiku adalah koki terhebat buatku. Aroma dapurnya adalah candu rindu yang telah bersenyawa sesak dalam darahku. Selalu mengusik dan menggerayangi ingatanku. Untuk menemukan jalan pulang. Membaui kembali aroma dapur cintamu Ibu, seperti kilas lakon ingatan tentang omelan sayangmu, kala aku lupa mencuci tangan sebelum makan.
Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta
»»
Ibu itu bagiku adalah kado rupa ketulusan cinta yang tiada satupun yang bisa menandinginya, abadi.
Tangan dan pelukannya terhangat dari semua yang pernah kukenal. Pangkuannya tempat yang paling damai untuk melabuhkan semua baret-baret luka hidup. Dan anehnya, airmatanya adalah cristal terindah untuk apapun yang membuatnya bahagia karenaku.
Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta
»»
Ibu itu muara ilmu hidup, cinta, kasih sayang dan belaian. Seluruh gerak geriknya adalah cinta buatku, tak perduli Ibu memarahiku sekalipun.Mengalirkan airmata sedihnya karena ulah burukku, adalah dera yang teramat sakit buatku. Karena aku paham jika aku menyakitinya maka surgakupun hilang. Bukankah surga ada di telapak kakinya.?
»»
Ibu itu adalah potongan cinta abadi yang dikirim Tuhan ke bumi. Rahim dan selsel darahnya telah ditakdirkan sebagai tempat semai dan tumbuh ummat manusia. Karenanya, Ibu adalah kehidupan itu sendiri.
Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta
Ibu itu adalah wanita yang hebat buat saya, dalam keadaan apapun dia berusaha berjuang demi anaknya,meskipun nyawa taruhannya...Di depanku dia selalu berusaha tersenyum meski hatinya sedang duka.ibu segalanya untukku. Adi Alamsyah, 31 tahun, Bekasi, wiraswasta ( Dhafitha Nizza Nur Azizah, Nuraeni Ibrahim, Ivon Inna, Ulya Fathiya, Husnu Fitrah )
»»
Ibu itu mata air doa. Ridhanya adalah semai ridha Tuhan. Di rahim dan kasihnya, damai dunia di pelihara dan dirawat. Beliau adalah pemilik cinta teragung setelah cinta Tuhan. Dihadapannya aku adalah bocah abadi pendamba usapan belainya. Kuyakin cintamu padaku adalah kisah yang tak mengenal akhir.
Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta
««»»
--------------------------------
Losari, Hujan Pagi
By: Lia Zaenab Zee
Deret November awal
Lekuk losari hujan pagi
Kenang kisah berhari lalu ...
Peluk hangat lindap ronce alun
Dideraiderai ta' pangut beban
Hati memerah jambu dekap
Melangu terpekik asing
Cederai pagi dan senyum
Selalu tertinggal sekedik
ingatan ....
Tentang sosok beraroma puisi
Tentang baitbait yang namaku disebut....
Tentang pagi dan iring hujan
Tentang pagibuta dan
lambaian akhir.
Makassar,09 November 2014
-------------------------------
Galeri Pedas 076
Mahkota Tercampak
By: Lia Zaenab Zee
------------------------------
Langit mengguruiku keras
Bumi menyertainya himpit
Nafas tercucup sepahit kina
Terlongo lisan,nerveku stag,
selsel jenak hampir semaput.
Takdirku berujung ketukan-
palu, aromai udara legam
galau pedih terpojok lingu.
Pusara diukir sebelum ajal mengecup ruh.
Pujapuji mahkota berai
menenun kain kapan,untai
sesal susul menyusul.
Air kelopakku ruah tak
terhingga, pangeran kecilku
menatap dengan bola mata
bening senyum kaca.
Menghunjamkan mata panah
paling perih tepat di jantung
Tetaplah putih Nak! isakku.
Jalajala tak bebas telah
mendekap kini, tercerabut
akar kehidupan sosial.
Jauh riuh, jauh tawacanda
Derita mengintai detikku
Waktu dalam keangkuhan
Menjadi sahabat dalam
sekam kerangkengku.
Pusaraku angsur tercacah,
semai bersama ikhlas yang
tabah.
Aku kembali mempelajari
cara tersenyum.
Kelim ujung sajadah saksi
setia ..., doadoa melangit,
mengular, Tuhan ada dan
maha bermata.
Aku manusia dan bersalah,
Tuhan ada dan Pengampun
aku tahu itu.
Makassar,02 November 2014
--------------------------------
19 Baris
Note;
tercucup = terkecap
nerve = syaraf
stag = terhenti sementara
kelim = pinggir
--------------------------------
GALERI PUISI PEDAS 076 - Senin, 03 November 2014
Nama asli:Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
-------------------------------
Losari, Hujan Pagi
By: Lia Zaenab Zee
Deret November awal
Lekuk losari hujan pagi
Kenang kisah berabad lalu ...
Peluk hangat lindap ronce alun
Dideraiderai ta' pangut beban
Hati memerah jambu dekap
Melangu terpekik asing
Cederai pagi dan senyum
Selalu tertinggal sekedik
ingatan ....
Tentang sosok beraroma puisi
Tentang baitbait yang namaku disebut....
Tentang pagi dan iring hujan
Tentang pagibuta lambaian
akhir
Makassar,09 November 2014
--------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-14
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Pahlawan hidup
---»
Berkisah tentang engah yang tak ada akhir, tentang pahlawan purna laki perempuan
Membelah gelapterang, panas dingin, ragam musim hari raih bintang yang tak usaiusai, langkah yang tak pernah surut meski sedepa
Lakiperempuan uban hias kerut, asin peluh, menyeruak ke pelosok lekuk negeri, senafas asa. Tunastunas bangsa, punggung tempat bersandar
Lakiperempuan dikepal amanah
Dileleran keringatnya citabangsa, dirangkaisemai dalam buaian
Lakiperempuan, mesti rekam jejak suri tauladan, mereka handayani*1
Lekaki: Ayah, Bapak, Papa, Abah, Abi, ....Perempuan: Emak, Mama, Bunda, Simbok, ....
Pahlawan tanpa alutsista*2
Pahlawan kehidupan
'Candradimuka'*3
Dikeringat, otak, lisan dan
pundak, ranahtanah negeri dipertaruhkan.
Pahlawan tanpa tanda jasa
Bungah haru airmata bangga Prestasi anakanaknya
Takzim*4 untukmu : BapakEmak
Makassar,09 November 2014
--------------------------------
Note: (16 Baris)
Handayani*1 = dorongan moral dan semangat.
Alutsista*2 = Alat utama sistem pertahanan (singk)
Candradimuka*3=Penggemblengan supaya kuat, terlatih, dan tangkas
Takzim*4= Salam hormat
-------------------------------#30HariNonStopMenulisPuisi-13
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Fulus Satu
Fulus, bentuk Tuhan baru
Tempat kelam merenda kamulfase Jelma syurga anakanak imajinasi Gagah berhias seragam pasukan pangeran kegelapan
Berani ilusi sakaw
Tanpa batas kerajaanmu
Ritus jampijampi sepujapuji
Baunya doping lena tuannya
Setan serupa penjilat sibuk meniup nafas riang tutupi cemoh pada Tuan besar yang nyandu.
Lupa darah dan tulang menjelaga
Nurani dikebiri persembahan
Derap waktu tercabik lalai Memutar giling tak terkendali
Fulus kutukan tanpa mantra dirawat neraka sapih semu nikmat
Kantong hati berdarah pekat dosa
Makassar,16 November 2014
Fulus II
Fulus bisa digengam dalam ulur rekah syurga bertuan asih.
Dijaga bidadari pada bahubahu
amanah.
Fulus menjaja diri disurgasurga dunia dalam dekap anakanak borok
bertopeng kemolekan
Fulus bertasbih sepi di mesjid dan majelismajelis suci, ritus bidadari berlisan kesyukuran dalam lapang jiwa.
#30HariNonStopMenulisPuisi-11
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Kenangan Jingga
-----
Kisah purna lelakon hati
Temu dikelim detikdetak manis
Menyusup semburat kalbu rona
merah jambu.
Kecup angan gemintang
Bersenyawa rindu bersanding
sayang belai.
Kenang sehabis rindu
Memerah luka palung hati
Membiru tapak dipintu hariku
Angan punggung lebam
Pekik nelangsa membekap
Kenangan jingga meluah ....
Kenang sehabis kenang
Kerap masih dera cedera
Lantunkan kidung gulana patah
Terpekur meraba kerakkerak kelam
Gemerincing gema tawamu, masih
Memunggut serpih jiwa berai
Ikhlas kenangan jingga, enyah
Makassar,15 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
#30HariNonStopMenulisPuisi-10
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Fa, Rindumu Asing
Sepotong bulan mengembara
Secuil rindu tersiur aneh
Di lakon tak bernama
Lisan tak serasi
Mata tak gemintang
Sepotong mimpi malam ini
Gerayangi lelap
Sesaki reranting jiwa
Terelus garing kesiap
Lalu terjatuh acuh asing
Sepotong sajak pagi ini
Kularut dalam cangkir teh'pagi
Menari sosok dalam adukan
Terpercik, rindu kembali asing
Sepotong nama di benak
Meliuk kilas surut rupamu
Fa ...
Asin rasaku asing bagimu?
Makassar,14 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
#30HariNonStopMenulisPuisi-9
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Lelaki Kecil Pemapah Hidup
Lelaki kecil dekil nanap nelangsa
Gerobak reyot bisu sepi hari ini
Peluhnya tak mampu tukar lembar
Sultan Mahmud Badaruddin.
Terbeli beras seliter kwalitas terendah, cuma itu.
Lelaki kecil gosong matahari
Menyusur kelimkelim TPA, pagi buta.
Terpetik doa harap berbuncah-buncah.
Nasi berteman secuil ikan bumbu pedas tertukar kali ini.
Liurnya menganak
Lelaki kecil pemapah hidup
Ibunya sakitsakitan, menunggu
Nanar tatap berkacakaca di pintu
berenda plastik sesorean ini.
Anak gadis kecilnya mengigau
Demam tinggi
Apakah malam ini obat deman
generik bisa tertebus?
Makassar,13 November 2014
--------------------------------
15 Baris
30HariNonStopMenulisPuisi-8
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Sangga Langit
»
Meniti di ranah sebentang
kemahaluasan .
Peluk niat sekencang rapat
Abai pada torehan pelik tak
aromai wangi.
Biarkan senyum susup sepalung jiwa.
Basuhi borok kerak nyawa.
Cintai cinta dengan cinta
Cintai syukur dengan syukur
Lindapkan torehan laku piala
Buat pajangan ditaman sangga
Beraikan kelam pikir
Ceraikan ngilungilu kalbu
Hapus noktah lisan pekat
Langkah berkostum jelaga
Apikkan sahaja sangga* langit
Bingkai pintu renda putih suci
Isi keranda tertunggu damai
Izin tertabir di pintu pintu langit
Makassar,12 November 2014
--------------------------------
Sangga* = Gubuk sederhana
-------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-7
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Bahagialah (Mengisi Kemerdekaan)
Jika semuanya tampak mendung kelam dan menakutkan. Bukankah matahari besok pasti terbit.
Sepekat apapun awan halanginya.
Jika di matamu, otakmu, nalarmu Negeri ini begitu carut marut. Lihatlah seorang anak SMP memenangkan kompetisi ilmiah Internasional.
Jika ada Wakil Rakyat yang mau muntah melihat Seorang Menteri blusukan. Belajarlah bahwa kadang iri bisa membutakan pikir, orangorang pintar sekalipun.
Jika otak kita sesaki dengan semua yang burukburuk. Jangan tanyakan kenapa halhal yang baik enggan singgah, bukan?
Jika kamu mau bahagia
Bahagialah ....
Makassar,11 November 2014
--------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-6
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Gadis Kecil Kehidupan
Temu sebayang pantul jendela kekaca
Bangirmu, bola indah tatap kuyumu.
Legam kulitmu, manis!
Kakikakimu, cetakan urat
langkah retak dekil.
Mengais sedepa remah riski
Dibentara suram hidup
Selasar jalan, rumahmu
Jadi Bapak dan Emakmu
Gadis kecil kehidupan
Nafasmu pekat juang
Airmatamu buhul benang cinta
Tertaut dikenasih Tuhan
Kasih sayang Tuhan tersemat dilisanlisan bumbung pinta
; Gadis kecil kehidupan
Pencari cinta?
Tangan asih terulur buatnya
Sungguh! raihan Cinta-Nya
Makassar,10 November 2014
--------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-5
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Sahabat, Tersemat
Dimemoar Apik
Berlari peluh merayu matahari
Bermimpi disenyumi senja
Menggoda hujan bersanding pelangi.
Disiang remahremah gerah hari
Demi cukup bekal citacita kita
Tak terukur kenang detik waktu
Kala godaan lahir, ciut mata
Letih meliur pada mi instant,
Terlezat diusiausia liar lapar kita, dulu ....
Terbiasa pada gizi porsi seada-adanya,kita.
Bertarung bercumbu huruf. Bergulingan kerlip lentera. Mengecup kedutan mata.
Sisakan lingkar hitam lebam.
Demi raihan jubah toga.
Dahaga, lapar, lesu, longo
termaklum.
Disemat dinasib yang sama
Kenang laku padu tawa cupu
kita, saat itu.
Kusemat dimemoar yang apik, Sahabat ....
Makassar, 09 November 2014 ========================
18 Baris
#30HariNonStopMenulisPuisi-2
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Shuhada Al Aqsa'
=~=~==~=~=~=~=~=~=~=
Airmata menganakpinak
Lagi, di bumi Al Aqsa
Airmata basuhi sejarah
Tempat Tuhan menitip,
rencana dan tekateki.Darah MartirSyuhada tertasbih
sejak kala.
Robek saja ruhruh suci
Persoalan detik saja,hanya
Malaikat sejak azali merindu
Jasad berbalut memerah
DihadapanNya, termulia
Luka darah adalah renjana
Surga.Takut adalah semat-
Nya terjaga.Senyumlah
sampai ajal dimaklumkan.
Itu cukup
Al Aqsa muram darah
syuhada.Dalam warta
Tuhan Maha Segalanya
Tidak hanya dalam warta
30HariNonStopMenulisPuisi-1
Rekah Rindu
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Selarik cicip temu pandang
Diremahremah rekah hari
Berbagi seduh kisah, diriang
tak berbeban.
Bertaut tawa lakoni nafas
Tak mesti cerita romantic
Tammat fiksi terbaca
Kini hadir jalar rasa riel
Melumer siap aliriku
Menjeratku di kubangan
resah temu.
Inikah rindu ...?
Melodi bunga senandung jiwa
Hati bersyair asmaradana
Tarian indah dilamun angan
Bibir getar bisik damba
Jantung bahana gemdamriuh
Tasbih riil atas nama rindu
: Padamu
Makassar,05 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Kpkers Khanis S
Jealously
By: Lia Zaenab Zee
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
Kekaca bola kelopakku
Redam pekik gundah
Tak jua mampu padamkan
Debar sengat rasa gores, perih
Bibirkan semburat juta diksi
Urat uratku teralir noktah rindu
Padamu..., kamu tau I'm jealous
Lalu kenapa memercik api
gundah pandanganku.?
Seutas benang merah
Makin memerah
Kumohon jangan jerang dijelaga
Tak sanggup aku menyiram
bara yang selalu terkipas.
Karena ..., telah kupetik seluruh ragam pendar merah jambu.
Debar kelembutan kasih
Seluruh keridhaan, Untukmu
Makassar, 15 November 2014
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
#EventPuisiKBM
Dinding Ilmu
By: Lia Zaenab Zee
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
Kala buncah asaku laruh gelisah
Cita yang kerap bangunkan lelap
Tentang sebuah passion
Sua ruang melabuhkan mimpi
Tempat kuciduk resah kehausan
Kudapat sebuh dinding KBM
Tertulis lajurlajur berkah ilmu
Gelisah asingku terijabah
Setitik demi setitik
Tapak demi tapak
Makassar,14 November 2014
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
RINDU ABADI INDONESIA
By: Lia Zee
====== ======= ===
Sumpah Pemuda
Pekik bahana genggam
gendam gelora
Setia bertumpah darah,
bertanah air
Satu bangsa satu bahasa,
satu teguh patriotik jiwa
Satu sumpah berIndonesia
Rela berkalang tanah,
di ranah-mu.
BerIndonesia harga nafas
Meski, kadang ruweh jalan,
kadang lalai cinta,
kadang rimbunego berbangsa kadang dan kadang ....
Sungguh,
sari rindu cinta
Menganak abadi harap,
tempat tulang darah kami
lahir semai dan gugur.
Indonesiaku
Tumpah asa,
tumpah mimpi
Tergores luka,
untai buruk anak bangsa
Jelmaan cela tingkah noda diharibaanmu
Sungguh! buruk noda laku
tak mampu renggut aliran
kasih, rinduCinta didada
kami.
Indonesia
Abadi Rindu buatmu
Cinta akan slalu tersemat
diselsel darah
Tersimpul didetak nadi.
====== ======= ===
Makassar, 13 Oktober 2014
====== ======= ===
Note:
Tdk teranulir disalah
satu Lomba :
Event 'Sumpah Pemuda'14
krn tdk dlm bentuk Atacch dekik full
====== ======= ===
#PuisiMingguanDuDek8
Judul: Kembang Kayu Si Isapmadu
Nama Penulis: Lia Zaenab Zee
Sore saga rupa manis leleh sari madu
Di hati temaran sepi giris tak usai
Saat impian tertaut meragu tarik ulur ikrar
Jembatan kayu setapak kenang
Reranting rona kembang kayu
Orange, merah lonceng lambai kemayu goda.
Cericit cit cit Isapmadu* ....
Detik beku sesaat rerasa surga
Ritme melodi alun hangat
Kesiap tetesi gerah kalbu pelan buai
Cit cit Isapmadu terus lelagu ....
Wangi kembang kayu perawan senyum rekah seserahan sari.
Baretbaret lara sirna citcitcit
Kembang kayu
Menabur madu aroma wangi
Isapmadu temu pujadamba bersari madu.
Serenade rindu tertasbih
Dadaku serapat lapang
Pahat rupa kembang kayu
Bertekuk dikecupan Si Isapmadu
Menanti seserahan akad diri
Lisan doapinta tiada putus
; Ikhlas agung penyerahan
Makassar,06 November 2014
=~=~==~=~=~=~=~=~=~=~
#PuisiMingguanDuDek7
Judul:Rahim Bumi Hidup
Nama Penulis:Lia Zaenab Zee
Tetap semai dirahim bumi
Retak senyawa partikelnya
kesakitan yang luka,tanah
Pada baitbait damba basuh
Pada musim yang seri
Semai kehidupan
Dirahim bumi yang kerak
kegerahan pilu meradang
ranahmu. Dan hidup tetaplah kehidupan.Meski lakonnya
tertabur hadang lukaluka.
Janji teguh semai kokoh
Dalam taburan kering dahaga
Rupa laku tegar. Dibadai gemerincing gigil derita
Kuncup putikmu berkah
Mengirimkan pesan asa
--Untuk tetap hidup
Makassar, 07 November 2014
------------------------------------
#PuisiMingguanDudek6
Judul:Uban Pelangi
Oleh: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=
Terjenak lamun batas usia
Gelembung kisah meruak
Bersenyawa udara kuhirup
Cerita seluruh jejak kenang
Uban pelangi wartainya
Rekam jalur likaklikuk
terpendar, mempeta
mengerak atau berpaling
Kitab nafas tercetak luruh
diuban pelangi
Dikenang dihamburan
gelembung-gelambung deret
Terkaca senyum airmata
Biasan warnawarni
Kesemestian pikir, belajar
Uban pelangi
Keragaman
Kesementaraan
Pengantar pada keabadian
Makassar,02 November 2014
=
1.Terbit di pedas 30 hari
Januari Kenangan Jingga
By: Lia Zaenab Zee
Kisah purna lelakon hati
Temu dikelim awal tahun manis
Menyusuri semburat kalbu merah jambu kecup angan gemintang.
Bersenyawa rindu bersanding sayang belai.
Januari sehabis rindu
Memerah luka palung hati
Membiru tapak dipintu harimu
Angan punggung lebam
Pekik nelangsa membekap
Kenangan jingga meluah ....
Januari pergi
Kerap kenang dera cedera
Lantunkan kidung gulana patah
Terpekur meraba kerakkerak kelam
Gemerincing gema tawamu, masih
Memunggut serpih jiwa berai
Ikhlas kenangan jingga, enyah
Makassar, 14 November 2014
2.
Fa, Bulan Basah
By: Lia Zaenab Zee
Bidadari menyulam awan
Membingkai rupa hari abuabu
Mencandai matahari dalam
tabuh lesung guruh.
Cristal air luruh mendinding
Gigilku kubagi gelas teh' jasmine
Kafe memoar Januari
Menyelimuti reka bayang uapuap
hangat tatapmu berharihari lalu.
Di sini menggigit gigilku Fa...
Makassar, 14 November 2014
Makassar,12 November 2014
Untuk Mama
Di
Rumah Rindu
Mama Sayang,
Mama baik kan,? Jangan seperti debar rindu di dada ini yang tak pernah baik-baik saja, tiap kali bola mata putrimu ini, tidak bisa nyata melihat dan menangkap bayangan riel mama, yang jauh di seberang lautan sana.
Aku selalu mendoakan mama. Tapi maafkan bila tidak sekhusyuk
Seperti doa Mama untukku.
Mama, bagaimana panen kebun buah salak kita,? Aku kuatir, buah panen Mama, hanya cukup untuk membeli lauk sangat sederhana. Karena di Tivi, aku melihat buah buahan yang dihias seindah-indahnya dari luar negeri, menyerbu masuk terpajang menyilaukan mata di pasar-pasar. Sampai ke pelosok-pelosok.
Mama, bagaimana bacaan Quran
nya.? Apa minusnya makin parah ya ma.? Di sini tiap kali aku mengejakan huruf Hija'iyah untuk cucumu si' Leyaa, selalu teringat bagaimana dulu repot dan sabarnya Mama mengejakan huruf demi huruf padaku. Dan beberapa teman-teman kecilku tetangga kita. Yang ikut belajar mengaji padamu.
Mama maafkan putrimu ini, kadang sabarku mengajar tak bisa menyamaimu. Padahal yang aku hadapi hanya si' Leyaa, cucu semata wayangmu saja.
Mama, bagaimana gangguan kolesterol dan tekanan darah tinggi Bapak.? Aku akan selalu mengingat petuahmu, untuk menjaga pola makan sejak dini bagi keluarga kecilku. Agar tak terulang penderitaan gangguan kesehatan, seperti yang Bapak alami berpuluh tahun.
Mama, ah.... Bolamataku berkaca-kaca. Aku tahu Mama mengalami hal yang sama kan,? atau bahkan kornea mama malah sudah teraliri air, manakala Mama teringat aku kan Ma.!? Atau teringat anak sulungmu, Bang Rio di Kalimantan sana, yang lebaran kemarin tidak sempat pulang.?
Teringat malam-malam sepi yang hanya Mama lalui berdua dengan Bapak. Hehehe ... mungkin,
sepinya sedikit berkurang ya ma? direpoti repetan keluhan Bapak dengan segala embel-embelnya, jika tensinya mulai meninggi mengkwatirkan, ketika kaki-kakinya bengkak karna kadar kolesterolnya tak terkendali.
Mama, tak terbilang rindu. Tak terbilang kenangan menari-nari
diingatanku tentang lekuklekuk inci demi inci 'rumah rindu' kita.
Mama, maafkan aku. Jika kurang
bisa menjadi mama yang hebat untuk cucumu. Tidak bisa menyamai kehebatannmu menjadi mama buatku. Tapi setidaknya aku tidak akan pernah menyerah berusaha menjadi mama hebat sepertimu.
Hehehe.... Mama, begitu ingin
menumpahkan keluh kesahku di pangkuan Mama seperti dulu.
O ya Ma, maafkan aku lagi. Dulu, aku pernah mencibir di belakang Mama karena diomelin Mama gara-gara telat pulang sekolah dan tidak mengabari Mama, hanya karena keasyikan ngerumpi di rumah teman sekelas dan lupa waktu.
Mama tahukah kamu, ternyata aku lebih tukang omel dan lebih nervous (panikan) daripada Mama.
Buktinya Leyaa.... Sering banget protes, dan malah mencap aku 'tukang ngomel', Ma .... Hihi.
Terima kasih untuk semua jejak
yang kau tinggalkan dan masih akan terjejak di masa yang akan datang. Sampai keabadian merenggut.
Sekarang aku benar-benar mengerti sepenuh arti, yang orang-orang selalu katakan :
'' Kau akan mengerti cinta seorang ibu saat engkau benar-benar telah menjadi seorang ibu''
Mama, aku akhiri surat cinta ini sampai di sini saja. Aku takut mata mama protes kelelehan bacanya karena terlalu panjang. Aku takut juga, tulisan dalam surat ini akan kabur, karena airmata rinduku sepertinya berebutan mau ikut-ikutan menitik dan menorehkan tinta di lembarannya.
Salam rindu buat Bapak, pelukan hangat, rindu yang rimbun serta salam takzim sebesarbesarnya. Terkirim bersama surat ini.
Dengan cinta yang sangat,
(Puterimu)
--------------------------------
Biodata:
Nama Asli: Lia Sainab Asbar.
Nama Pena: Lia Zaenab Zee.
Lahir di Makassar, 28 Juli ....
Muslimah, S1 Akuntasi dari
UNHAS Makassar.
Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar.
Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi.
SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi.
Sekarang baru gelisah untuk
mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi,
Antologi Bersama
Dapat di temui:
FB: Lia Zaenab
Twit: @zee_lia
http://lia-zee.blogspot.com
Mobile: 085242931445
--------------------------------
To: Mbak Anggi Putri
Dengan Hormat,
Mohon maaf, tidak diattacc.
Satu dan lain hal tidak bisa
memenuhinya.
Saya sungguh berharap, jika
karena alasan tersebut tidak
bisa terupdate dan tidak lolos
untuk dinilai. Saya bisa
mendapat pemberitahuan.
Terima kasih
-------------------------------
Kemarau Kami Tuan Wakil Rakyat
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=
Berkejaran lari terang gelap desa
Gigil tulang berita kemarau tapak
sendu gelisah.
Rayuan debu mulai kabarkan
gersang retakretak lahan
Pohonpohon isak sedusedan
Meratap guguran dedaun Meranggas miris hilang riang
Terpekur Pak Tua, sepagian ini
Resah mulai mengipas kalbu
Menggelitik bayang resah
Asa panen, kuliah buah hati, cicilan tengkulak..., akh.!
Kening pikir meragu asa, berebut gentayang sesak dada.
Nanar mata kaca, bulirbulir padi memelas sekarat kehausan.
Pak Tua, menelan paksa gelisah gerah kelam tepitepi malam.
Riuh Tivi kecil berdebu di pojok menikam sepi.
Operet Wakilwakil Rakyat
Berbui bersahutsahutan
Meja berserak, gebrak labrak
Begitu ; pelik urusan mereka?
Terlalu sederhanakah kemarau kami untuk urusan akbar mereka?
Makassar,14 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
Biodata:
Nama Asli: Lia Sainab Asbar.
Nama Pena: Lia Zaenab Zee.
Alamat: Komp.BTP Blok AA/129 Jl.Keindahan 10.Tamalanrea 90245
Makassar.
Lahir di Makassar, 28 Juli ....
Muslimah, S1 Akuntasi dari
UNHAS Makassar.
Dapat di temui:
FB: Lia Zaenab
Twit: @zee_lia
http://lia-zee.blogspot.com
Mobile: 085242931445
Januari (Nafas Hangat Tapi Mati)
By: Lia Zaenab Zee
~=~~~=~~~=~~~=~~~=~
Apalah arti sebuah hari, minggu dan bulan. Kecuali bahwa lebam pernah cederai senerai hati tikam jantung burai dipenanggalan JANUARI. Nafas hangat tapi mati.
Menghapus angan bidadari.Tentang figura indah, bersanding anggun berhias rambut berpendar keperakan. Ukiran indah waktu untuk musimmusim senyum airmata kita.
Berlari detikdetik hanya mampu diamkan jadi kerak bisu yang senyap. Serupa buku usang yang diksidiksinya telah senyawa di benak, tanpa perlu meraihnya.
berdebu sunyi di sudut rak buku.
Liazee ...15nov14makassaR
~=~~~=~~~=~~~=~~~=~
Makassar,15 November 2014
GALERI PUISI PEDAS 078 - Senin, 17 November 2014
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul:Perempuan Penabuh Ilusi
Elok, kamus besar tak pernah punya bab akhir
Ditata kejar sampai melata
Hitam kelam abuabu tak beda
Cemoh batu hiasan di jalanNya
Hapus ingatan tabuhan seringai maut, pangutan lindu siksa.
Perempuan penabuh ilusi
Lenggokmu beriring kerlingan jagad perangah debar
Karunia dijaja sekulit pandang
Keindahan ditelanjangi jalang
Ilusi menganak dari tubuhmu
Melahirkan dosa tongkattongkat Adam
Mabuk wangi pesona jelita
Antri tubirtubir bara api jelaga laku
Kulit cahaya kilau pendar indah
Hanya itu
Nafas, raja roda putaran titipan
Permainsurinya disemat di senyum
Tuhan.
Makassar,17 November 2014
Galeri Motivasi November_
Lia Zaenab Zee_Hujan adalah siklus penyeimbang di bumi, kala gerah matahari tidak tertahankan. Hujan anugrah Tuhan bagi kehidupan. Hujan ciptaan Tuhan yang waktu, curah dan manfaatnya adalah sempurna. Bukankah Tuhan Maha Sempurna.Manusialah yang menyebabkan kesempurnaan hujan menjadi cacat. Karena Sunnatullah yang telah diatur dengan sempurna OlehNya, kita rusak dengan khilaf-khilaf kita.
Tapi tidak ada yang terlambat bila kita mau menyadari dan mulai mencintai hujan sebagai anugerah.
Dengan caramenjaga keseimbangan alam. Mulai dari hal-hal kecil mengelola sampah rumah kita misalnya, meminimalkan pemakain sampah plastik, menanam pohon di sekitas rumah dan sebagainya. Mulailah dari sekarang.
Makassar,18 November 2014
Untuk: Bpk/Ibu, Penyelenggara
Kolom Budaya Fajar
Dengan Hormat,
Mohon maaf, tidak diattacc.
Satu dan lain hal tidak bisa
memenuhinya. Perangkat tidak mendukung.
Saya sungguh berharap, jika
karena alasan tersebut ataukah karena puisi-puisi saya ini, belum layak untuk dimuat, maka saya bisa mendapat pemberitahuan.
Jika saya tidak mendapatkan pemberitahuan, terhitung 2(dua) bulan dari hari ini. Mohon maaf puisi-puisi ini saya nyatakan kadalwarsa dan saya berhak mempublikasikannya di media lain.
Untuk perhatiannya saya ucapakan banyak terima kasih.
NB:
DAFTAR PUISI:
1.KUPELIHARA PURNA
CINTA I
2.KUPELIHARA PURNA
CINTA II 3. KUBURAN MASSAL
--------------------------------
1.
KUPELIHARA PURNA
CINTA I
Oleh: Lia Zaenab Zee
====' ==='======'==
Cinta beronak duri
Terlarang!
Membatu langkah ...
'Silariang'!*1
Kupelihara purna Cinta
Sel darahku mengirim resus positif pada darahmu ...
Cinta sesaki ruang oksigen, alirannya tersumbat sampai ke otak Tumpah di jantung hadirkan debar keanggunan lunar
Kutup hati sibuk mengigau saling mencari
Bibir berhias laras kinasih
Selaputi mata tertuju keangan matahari
Terdengar melodi buhul perindu
Terekam syair dendang kasih
Iring langkah harmoni padu
Aroma pelukan, hadirkan getaran 'sayang' di nadi
Kuberi isin kecupan di keningku yang bulan
Kemudian
Simpang jalan genggam kita Linglung gamang!
Terantuk langkah
Limbung!
Pekik lindu menguasai jalan nafas
Tak terijabah restu membajui cinta begitu sulit, sesak
Memilih
Tercerabut akar kehidupan Berseteru ayatayat suci
Memunggungi budinorma
Berpaling sulur budaya
Kukuh terengah darah
Saling eratkan genggam
Tekad batu
Makassar,18 November 2014
------------------------------
2.
KUPELIHARA PURNA
CINTA II
Oleh: Lia Zaenab Zee
Tidak ingin kupelihara sesal
'' Siri` na pacce ''*2
Kuindahkan lukaluka
Pentas turun layar penutup
Kini
Angkuh cinta menolak kecup riang Ditepitubir detikhari surga kita
Berganti gelisah pendar bulan
gundah
Kobar api bernama asmara
Telah membakar rindu yang cinta
Menjalar amuk remuk
Tercampak! hangus
Sejatinya
Cinta, telah ...
: Anugerahiku proses tumbuh
Warna warni
Terang gelap
Beku cair
Airmata senyum
Terbit kembali rupa pendar suluh kecil liuk merah
Mendewasa
Jelma rindu syahdu hangat asih Cinta akan selalu ada disini (dada)
Teraba bening bentang nurani
Tabah, menawan, sabar, kilau
Karena
--Kujaga purna laku 'Cinta'
Makassar,17 November 2014
Note:
Silariang*1=Kawin Lari
Siri' na pacce*2= malu sekali
======'======='======
3.
KUBURAN MASSAL
Oleh: Lia Zaenab Zee
Pendar gundahgulana matahari
Awan berarak mengepung pinta
Pada basah yang air
Pada musim yang gigil
Pada debu yang kuyup
Jelma gembur tanah yang riang
Dibahu aspalaspal beton negeri ini
Dilangitkan mohon yang ngilu
Dilarung anganangan idealisme
Tentang pekik kemiskinan sekarat yang jadi mati
Anakanak negeri bergerilya di jalanjalan
Berhadapan moncongmoncong bedil menganga
Memerah, mengorange, menghijau
Melaut peluh berpelukanyir kotoran telingatelinga Penguasa yang berpurapura tuli, mati rasa
Yang begitu gemar mengerami resah jelma simalakama rakyat
BBM topeng basi kalkulasi cekik
Ejakulasi prematur
Hitungan subsidi BBM pakarpakar penguasa
Omong kosong!
Yang pasti kami eja yang hapal
Beras tak terbeli, anakanak kami tulang belulang
Omong paling kosong
Kalau perut kami kosong
Baiklah
Gali saja kuburan massal
Makassar,17 November 201
_______________________
Biodata:
Nama Asli: Lia Sainab Asbar
Nama Pena: Lia Zaenab Zee
Lahir di Makassar, 28 Juli ....
Muslimah, S1 Akuntasi dari
UNHAS Makassar.
Staff Finance di salah satu Perusahaan Swasta di Makassar.
Dapat di temui:
FB: Lia Zaenab
Twit: @zee_lia
http://lia-zee.blogspot.com
Mobile: 085242931445
''Abadikan jejak hidupmu dalam tulisan''
Terima Kasih
~=~=~=~=~=~~=~=~=~=~=~
Jumat, 14 November 2014
Januari (Nafas Hangat Tapi Mati)
By: Lia Zaenab Zee
~=~~~=~~~=~~~=~~~=~
Apalah arti sebuah hari, minggu dan bulan. Kecuali bahwa lebam pernah cederai senerai hati tikam jantung burai dipenanggalan JANUARI. Nafas hangat tapi mati.
Menghapus angan bidadari.Tentang figura indah, bersanding anggun berhias rambut berpendar keperakan. Ukiran indah waktu untuk musimmusim senyum airmata kita.
Berlari detikdetik hanya mampu diamkan jadi kerak bisu yang senyap. Serupa buku usang yang diksidiksinya telah senyawa di benak, tanpa perlu meraihnya.
berdebu sunyi di sudut rak buku.
Liazee ...15nov14makassaR
LelakiPerempuan Pahlawan Bangsa, Kini
Oleh: Lia Zaenab Zee
Pahlawan kemerdekaan
Bakti bangsamu terekam
di bukubuku sejarah.
Rebah di nisan prasasti,
kenang kisah patriotik.
Merdeka harga darah, nyawa
dan kemuliaan.
Kuberkisah tentang engah
yang tak pernah lelah.
Tentang pahlawan masa kini
Lakilaki perempuan
Membelah gelapterang,
panasdingin,ragammusim hari.
Meraih bintang yang tak usaiusai, ibarat langkah yang tak pernah surut sedepa.
Lelakiperempuan berhias kerut,
uban dan peluh.
Menyeruak ke pelosokpelosok
lekuk negeri, bernafas asa.
Punggung sandaran tunastunas bangsa.
Lakilakiperempuan pemegang amanah,di kepalnya citabangsa,
dirangkaisemaikan anakanak
pertiwi
Lakilakiperempuan, mesti
rekam jejak suri tauladan.
Mereka handayani*1.
Lakilaki itu, Ayah, Bapak,
Papa, Abah, Abi, ....
Perempuan itu, Emak, Mama, Bunda, Simbok, ....
Pahlawan masa kini tanpa
alutsista*2.
Pahlawan kehidupan bangsa
Bimbingnya 'Candradimuka'*3
Dikeringat, otak, lisan dan
pundak ....
Ranahtanah ini dipertaruhkan
Pahlawan tanpa tanda jasa
Rupa bungah haru airmata
bangga lambaian prestasi
anakanaknya.
Takzim*4 untukmu,
: BapakBapak EmakEmak
Makassar,09 November 2014
--------------------------------
Note: (25 Baris)
Handayani*1 = Memberikan
dorongan moral dan semangat.
Alutsista*2 = Alat utama sistem pertahanan (singk)
Candradimuka*3=Penggemblengan diri pribadi supaya kuat, terlatih, dan tangkas
Takzim*4= Salam hormat
--------------------------------
Fa, Bulan Basah
By: Lia Zaenab Zee
Sebuah senyum
Dideret bulan gelora Juni
Jelma mengindah, Juli
Tertulis dalam reka diary, hangat
Kamu Fa
Kini
Bidadari menyulam awan
Membingkai rupa hari abuabu
Mencandai matahari dalam
tabuh lesung guruh.
Cristal air luruh mendinding
Dingin
Gigilku kubagi digelas teh' jasmine
Kafe memoar
Dulu, hangat berpendaran
Kucelup sesak dalam adukan Menyelimuti reka bayang uapnya
Rupai hangat tatapmu berlari hari lalu.
Di sini menggigit gigilku Fa...
Segigil diary yang tak kusentuh lagi.
Tak ingin
Terlanjur beku, jarijari ....
Makassar,14 November 2014
30HariNonStopMenulisPuisi-1
Rekah Rindu
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Selarik cicip temu pandang
Diremahremah rekah hari
Berbagi seduh kisah, diriang
tak berbeban.
Bertaut tawa lakoni nafas
Tak mesti cerita romantic
Tammat fiksi terbaca
Kini hadir jalar rasa riel
Melumer siap aliriku
Menjeratku di kubangan
resah temu.
Inikah rindu ...?
Melodi bunga senandung jiwa
Hati bersyair asmaradana
Tarian indah dilamun angan
Bibir getar bisik damba
Jantung bahana gemdamriuh
Tasbih riil atas nama rindu
: Padamu
Makassar,05 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
RINDU ABADI INDONESIA
By: Lia Zee
====== ======= ===
Sumpah Pemuda
Pekik bahana genggam
gendam gelora
Setia bertumpah darah,
bertanah air
Satu bangsa satu bahasa,
satu teguh patriotik jiwa
Satu sumpah berIndonesia
Rela berkalang tanah,
di ranah-mu.
BerIndonesia harga nafas
Meski, kadang ruweh jalan,
kadang lalai cinta,
kadang rimbunego berbangsa kadang dan kadang ....
Sungguh,
sari rindu cinta
Menganak abadi harap,
tempat tulang darah kami
lahir semai dan gugur.
Indonesiaku
Tumpah asa,
tumpah mimpi
Tergores luka,
untai buruk anak bangsa
Jelmaan cela tingkah noda diharibaanmu
Sungguh! buruk noda laku
tak mampu renggut aliran
kasih, rinduCinta didada
kami.
Indonesia
Abadi Rindu buatmu
Cinta akan slalu tersemat
diselsel darah
Tersimpul didetak nadi.
====== ======= ===
Makassar, 13 Oktober 2014
====== ======= ===
Note:
Tdk teranulir disalah
satu Lomba :
Event 'Sumpah Pemuda'14
krn tdk dlm bentuk Atacch
====== ======= ===
#30HariNonStopMenulisPuisi-10
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Fa, Rindumu Asing
Sepotong bulan mengembara
Secuil rindu tersiur aneh
Di lakon tak bernama
Lisan tak serasi
Mata tak gemintang
Sepotong mimpi malam ini
Gerayangi lelap
Sesaki reranting jiwa
Terelus garing kesiap
Lalu terjatuh acuh asing
Sepotong sajak pagi ini
Kularut dalam cangkir teh'pagi
Menari sosok dalam adukan
Terpercik, rindu kembali asing
Sepotong nama di benak
Meliuk kilas surut rupamu
Fa ...
Asin rasaku asing bagimu?
Makassar,14 November 2014
#30HariNonStopMenulisPuisi-9
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Lelaki Kecil Pemapah Hidup
Lelaki kecil dekil nanap nelangsa
Gerobak reyot bisu sepi hari ini
Peluhnya tak mampu tukar lembar
Sultan Mahmud Badaruddin.
Terbeli beras seliter kwalitas terendah, cuma itu.
Lelaki kecil gosong matahari
Menyusur kelimkelim TPA, pagi buta.
Terpetik doa harap berbuncah-buncah.
Nasi berteman secuil ikan bumbu pedas tertukar kali ini.
Liurnya menganak
Lelaki kecil pemapah hidup
Ibunya sakitsakitan, menunggu
Nanar tatap berkacakaca di pintu
berenda plastik sesorean ini.
Anak gadis kecilnya mengigau
Demam tinggi
Apakah malam ini obat deman
generik bisa tertebus?
Makassar,13 November 2014
--------------------------------
15 Baris
30HariNonStopMenulisPuisi-8
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Sangga Langit
»
Meniti di ranah sebentang
kemahaluasan .
Peluk niat sekencang rapat
Abai pada torehan pelik tak
aromai wangi.
Biarkan senyum susup sepalung jiwa.
Basuhi borok kerak nyawa.
Cintai cinta dengan cinta
Cintai syukur dengan syukur
Lindapkan torehan laku piala
Buat pajangan ditaman sangga
Beraikan kelam pikir
Ceraikan ngilungilu kalbu
Hapus noktah lisan pekat
Langkah berkostum jelaga
Apikkan sahaja sangga* langit
Bingkai pintu renda putih suci
Isi keranda tertunggu damai
Izin tertabir di pintu pintu langit
Makassar,12 November 2014
--------------------------------
Sangga* = Gubuk sederhana
-------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-7
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Bahagialah (Mengisi Kemerdekaan)
Jika semuanya tampak mendung kelam dan menakutkan. Bukankah matahari besok pasti terbit.
Sepekat apapun awan halanginya.
Jika di matamu, otakmu, nalarmu Negeri ini begitu carut marut. Lihatlah seorang anak SMP memenangkan kompetisi ilmiah Internasional.
Jika ada Wakil Rakyat yang mau muntah melihat Seorang Menteri blusukan. Belajarlah bahwa kadang iri bisa membutakan pikir, orangorang pintar sekalipun.
Jika otak kita sesaki dengan semua yang burukburuk. Jangan tanyakan kenapa halhal yang baik enggan singgah, bukan?
Jika kamu mau bahagia
Bahagialah ....
Makassar,11 November 2014
--------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-6
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Gadis Kecil Kehidupan
Temu sebayang pantul jendela kekaca
Bangirmu, bola indah tatap kuyumu.
Legam kulitmu, manis!
Kakikakimu, cetakan urat
langkah retak dekil.
Mengais sedepa remah riski
Dibentara suram hidup
Selasar jalan, rumahmu
Jadi Bapak dan Emakmu
Gadis kecil kehidupan
Nafasmu pekat juang
Airmatamu buhul benang cinta
Tertaut dikenasih Tuhan
Kasih sayang Tuhan tersemat dilisanlisan bumbung pinta
; Gadis kecil kehidupan
Pencari cinta?
Tangan asih terulur buatnya
Sungguh! raihan Cinta-Nya
Makassar,10 November 2014
--------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-5
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Sahabat, Tersemat
Dimemoar Apik
Berlari peluh merayu matahari
Bermimpi disenyumi senja
Menggoda hujan bersanding pelangi.
Disiang remahremah gerah hari
Demi cukup bekal citacita kita
Tak terukur kenang detik waktu
Kala godaan lahir, ciut mata
Letih meliur pada mi instant,
Terlezat diusiausia liar lapar kita, dulu ....
Terbiasa pada gizi porsi seada-adanya,kita.
Bertarung bercumbu huruf. Bergulingan kerlip lentera. Mengecup kedutan mata.
Sisakan lingkar hitam lebam.
Demi raihan jubah toga.
Dahaga, lapar, lesu, longo
termaklum.
Disemat dinasib yang sama
Kenang laku padu tawa cupu
kita, saat itu.
Kusemat dimemoar yang apik, Sahabat ....
Makassar, 09 November 2014 ========================
18 Baris
#30HariNonStopMenulisPuisi-2
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Shuhada Al Aqsa'
=~=~==~=~=~=~=~=~=~=
Airmata menganakpinak
Lagi, di bumi Al Aqsa
Airmata basuhi sejarah
Tempat Tuhan menitip,
rencana dan tekateki.Darah MartirSyuhada tertasbih
sejak kala.
Robek saja ruhruh suci
Persoalan detik saja,hanya
Malaikat sejak azali merindu
Jasad berbalut memerah
DihadapanNya, termulia
Luka darah adalah renjana
Surga.Takut adalah semat-
Nya terjaga.Senyumlah
sampai ajal dimaklumkan.
Itu cukup
Al Aqsa muram darah
syuhada.Dalam warta
Tuhan Maha Segalanya
Tidak hanya dalam warta
nDuDek8
Judul: Kembang Kayu Si Isapmadu
Nama Penulis: Lia Zaenab Zee
Sore saga rupa manis leleh sari madu
Di hati temaran sepi giris tak usai
Saat impian tertaut meragu tarik ulur ikrar
Jembatan kayu setapak kenang
Reranting rona kembang kayu
Orange, merah lonceng lambai kemayu goda.
Cericit cit cit Isapmadu* ....
Detik beku sesaat rerasa surga
Ritme melodi alun hangat
Kesiap tetesi gerah kalbu pelan buai
Cit cit Isapmadu terus lelagu ....
Wangi kembang kayu perawan senyum rekah seserahan sari.
Baretbaret lara sirna citcitcit
Kembang kayu
Menabur madu aroma wangi
Isapmadu temu pujadamba bersari madu.
Serenade rindu tertasbih
Dadaku serapat lapang
Pahat rupa kembang kayu
Bertekuk dikecupan Si Isapmadu
Menanti seserahan akad diri
Lisan doapinta tiada putus
; Ikhlas agung penyerahan
Kemarau Kami Tuan Wakil Rakyat
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=
Berkejaran lari terang gelap desa
Gigil tulang berita kemarau tapak
sendu gelisah.
Rayuan debu mulai kabarkan
gersang retakretak lahan
Pohonpohon isak sedusedan
Meratap guguran dedaun Meranggas miris hilang riang
Terpekur Pak Tua, sepagian ini
Resah mulai mengipas kalbu
Menggelitik bayang resah
Asa panen, kuliah buah hati, cicilan tengkulak..., akh.!
Kening pikir meragu asa, berebut gentayang sesak dada.
Nanar mata kaca, bulirbulir padi memelas sekarat kehausan.
Pak Tua, menelan paksa gelisah gerah kelam tepitepi malam.
Riuh Tivi kecil berdebu di pojok menikam sepi.
Operet Wakilwakil Rakyat
Berbui bersahutsahutan
Meja berserak, gebrak labrak
Begitu ; pelik urusan mereka?
Terlalu sederhanakah kemarau kami untuk urusan akbar mereka?
Makassar,14 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
Jealously
By: Lia Zaenab Zee
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
Kekaca bola kelopakku
Redam pekik gundah
Tak jua mampu padamkan
Debar sengat rasa gores, perih
Bibirkan semburat juta diksi
Urat uratku teralir noktah rindu
Padamu..., kamu tau I'm jealous
Lalu kenapa memercik api
gundah pandanganku.?
Seutas benang merah
Makin memerah
Kumohon jangan jerang dijelaga
Tak sanggup aku menyiram
bara yang selalu terkipas.
Karena ..., telah kupetik seluruh ragam pendar merah jambu.
Debar kelembutan kasih
Seluruh keridhaan, Untukmu
Makassar, 15 November 2014
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
#EventPuisiKBM
Dinding Ilmu
By: Lia Zaenab Zee
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
Kala buncah asaku laruh gelisah
Cita yang kerap bangunkan lelap
Tentang sebuah passion
Sua ruang melabuhkan mimpi
Tempat kuciduk resah kehausan
Kudapat sebuh dinding KBM
Tertulis lajurlajur berkah ilmu
Gelisah asingku terijabah
Setitik demi setitik
Tapak demi tapak
Makassar,14 November 2014
~~=~=~~~=~~=~~~=~~
Makassar,12 November 2014
Untuk Mama
Di
Rumah Rindu
Mama Sayang,
Mama baik kan,? Jangan seperti debar rindu di dada ini yang tak pernah baik-baik saja, tiap kali bola mata putrimu ini, tidak bisa nyata melihat dan menangkap bayangan riel mama, yang jauh di seberang lautan sana.
Aku selalu mendoakan mama. Tapi maafkan bila tidak sekhusyuk. Seperti doa Mama untukku.
Mama, bagaimana panen kebun buah salak kita,? Aku kuatir, buah panen Mama, hanya cukup untuk membeli lauk sangat sederhana. Karena di Tivi, aku melihat buah buahan yang dihias seindah-indahnya dari luar negeri, menyerbu masuk terpajang menyilaukan mata di pasar-pasar. Sampai ke pelosok-pelosok.
Mama, bagaimana bacaan Quran
nya.? Apa minusnya makin parah ya ma.? Di sini tiap kali aku mengejakan huruf Hija'iyah untuk cucumu si' Leyaa, selalu teringat bagaimana dulu repot dan sabarnya Mama mengejakan huruf demi huruf padaku. Dan beberapa teman-teman kecilku tetangga kita. Yang ikut belajar mengaji padamu.
Mama maafkan putrimu ini, kadang sabarku mengajar tak bisa menyamaimu. Padahal yang aku hadapi hanya si' Leyaa, cucu semata wayangmu saja.
Mama, bagaimana gangguan kolesterol dan tekanan darah tinggi Bapak.? Aku akan selalu mengingat petuahmu, untuk menjaga pola makan sejak dini bagi keluarga kecilku. Agar tak terulang penderitaan gangguan kesehatan, seperti yang Bapak alami berpuluh tahun.
Mama, ah.... Bolamataku berkaca-kaca. Aku tahu Mama mengalami hal yang sama kan,? atau bahkan kornea mama malah sudah teraliri air, manakala Mama teringat aku kan Ma.!? Atau teringat anak sulungmu, Bang Rio di Kalimantan sana, yang lebaran kemarin tidak sempat pulang.?
Teringat malam-malam sepi yang hanya Mama lalui berdua dengan Bapak. Hehehe ... mungkin,
sepinya sedikit berkurang ya ma? direpoti repetan keluhan Bapak dengan segala embel-embelnya, jika tensinya mulai meninggi mengkwatirkan, ketika kaki-kakinya bengkak karna kadar kolesterolnya tak terkendali.
Mama, tak terbilang rindu. Tak terbilang kenangan menari-nari
diingatanku tentang lekuklekuk inci demi inci 'rumah rindu' kita.
Mama, maafkan aku. Jika kurang
bisa menjadi mama yang hebat untuk cucumu. Tidak bisa menyamai kehebatannmu menjadi mama buatku. Tapi setidaknya aku tidak akan pernah menyerah berusaha menjadi mama hebat sepertimu.
Hehehe.... Mama, begitu ingin
menumpahkan keluh kesahku di pangkuan Mama seperti dulu.
O ya Ma, maafkan aku lagi. Dulu, aku pernah mencibir di belakang Mama karena diomelin Mama gara-gara telat pulang sekolah dan tidak mengabari Mama, hanya karena keasyikan ngerumpi di rumah teman sekelas dan lupa waktu.
Mama tahukah kamu, ternyata aku lebih tukang omel dan lebih nervous (panikan) daripada Mama.
Buktinya Leyaa.... Sering banget protes, dan malah mencap aku 'tukang ngomel', Ma .... Hihi.
Terima kasih untuk semua jejak
yang kau tinggalkan dan masih akan terjejak di masa yang akan datang. Sampai keabadian merenggut.
Sekarang aku benar-benar mengerti sepenuh arti, yang orang-orang selalu katakan :
'' Kau akan mengerti cinta seorang ibu saat engkau benar-benar telah menjadi seorang ibu''
Mama, aku akhiri surat cinta ini sampai di sini saja. Aku takut mata mama protes kelelehan bacanya karena terlalu panjang. Aku takut juga, tulisan dalam surat ini akan kabur, karena airmata rinduku sepertinya berebutan mau ikut-ikutan menitik dan menorehkan tinta di lembarannya.
Salam rindu buat Bapak, pelukan hangat, rindu yang rimbun serta salam takzim sebesarbesarnya. Terkirim bersama surat ini.
Dengan cinta yang sangat,
(Puterimu)
--------------------------------
Biodata:
Nama Asli: Lia Sainab Asbar.
Nama Pena: Lia Zaenab Zee.
Lahir di Makassar, 28 Juli ....
Muslimah, S1 Akuntasi dari
UNHAS Makassar.
Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar.
Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi.
SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi.
Sekarang baru gelisah untuk
mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi,
Antologi Bersama
Dapat di temui:
FB: Lia Zaenab
Twit: @zee_lia
http://lia-zee.blogspot.com
Mobile: 085242931445
--------------------------------
To: Mbak Anggi Putri
Dengan Hormat,
Mohon maaf, tidak diattacc.
Satu dan lain hal tidak bisa
memenuhinya.
Saya sungguh berharap, jika
karena alasan tersebut tidak
bisa terupdate dan tidak lolos
untuk dinilai. Saya bisa
mendapat pemberitahuan.
Terima kasih
-------------------------------
#PuisiMingguanDuDek8
Judul: Kembang Kayu Si Isapmadu
Nama Penulis: Lia Zaenab Zee
Sore saga rupa manis leleh sari madu
Di hati temaran sepi giris tak usai
Saat impian tertaut meragu tarik ulur ikrar
Jembatan kayu setapak kenang
Reranting rona kembang kayu
Orange, merah lonceng lambai kemayu goda.
Cericit cit cit Isapmadu* ....
Detik beku sesaat rerasa surga
Ritme melodi alun hangat
Kesiap tetesi gerah kalbu pelan buai
Cit cit Isapmadu terus lelagu ....
Wangi kembang kayu perawan senyum rekah seserahan sari.
Baretbaret lara sirna citcitcit
Kembang kayu
Menabur madu aroma wangi
Isapmadu temu pujadamba bersari madu.
Serenade rindu tertasbih
Dadaku serapat lapang
Pahat rupa kembang kayu
Bertekuk dikecupan Si Isapmadu
Menanti seserahan akad diri
Lisan doapinta tiada putus
; Ikhlas agung penyerahan
Makassar,06 November 2014
=~=~==~=~=~=~=~=~=~=~
#PuisiMingguanDuDek7
Judul:Rahim Bumi Hidup
Nama Penulis:Lia Zaenab Zee
Tetap semai dirahim bumi
Retak senyawa partikelnya
kesakitan yang luka,tanah
Pada baitbait damba basuh
Pada musim yang seri
Semai kehidupan
Dirahim bumi yang kerak
kegerahan pilu meradang
ranahmu.
Dan hidup tetaplah kehidupan.Meski lakonnya
tertabur hadang lukaluka.
Janji teguh semai kokoh
Dalam taburan kering dahaga
Rupa laku tegar.
Dibadai gemerincing gigil derita
Kuncup putikmu berkah
Mengirimkan pesan asa
--Untuk tetap hidup
Makassar, 07 November 2014
------------------------------------
Minggu, 09 November 2014
LelakiPerempuan Pahlawan
Bangsa, Kini
Oleh: Lia Zaenab Zee
Pahlawan kemerdekaan
Bakti bangsamu terekam
di bukubuku sejarah.
Rebah di nisan prasasti,
kenang kisah patriotik.
Merdeka harga darah, nyawa
dan kemuliaan.
Kuberkisah tentang engah
yang tak pernah lelah.
Tentang pahlawan masa kini
Lakilaki perempuan
Membelah gelapterang,
panasdingin,ragammusim hari.
Meraih bintang yang tak usaiusai,
ibarat langkah yang tak pernah surut sedepa.
Lelakiperempuan berhias kerut,
uban dan peluh.
Menyeruak ke pelosokpelosok
lekuk negeri, bernafas asa.
Punggung sandaran tunastunas bangsa.
Lakilakiperempuan pemegang amanah,di kepalnya citabangsa,
dirangkaisemaikan anakanak
pertiwi
Lakilakiperempuan, mesti
rekam jejak suri tauladan.
Mereka handayani*1.
Lakilaki itu, Ayah, Bapak,
Papa, Abah, Abi, ....
Perempuan itu, Emak, Mama, Bunda, Simbok, ....
Pahlawan masa kini tanpa
alutsista*2.
Pahlawan kehidupan bangsa
Bimbingnya 'Candradimuka'*3
Dikeringat, otak, lisan dan
pundak ....
Ranahtanah ini dipertaruhkan
Pahlawan tanpa tanda jasa
Rupa bungah haru airmata
bangga lambaian prestasi
anakanaknya.
Takzim*4 untukmu,
: BapakBapak EmakEmak
Makassar,09 November 2014
--------------------------------
Note: (25 Baris)
Handayani*1 = Memberikan
dorongan moral dan semangat.
Alutsista*2 = Alat utama sistem pertahanan (singk)
Candradimuka*3=Penggemblengan diri pribadi supaya kuat, terlatih, dan tangkas
Takzim*4= Salam hormat
--------------------------------
Nama Asli: Lia Sainab Asbar.
Nama Pena: Lia Zaenab Zee.
Lahir di Makassar, 28 Juli ....
Muslimah, S1 Akuntasi dari
UNHAS Makassar.
Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar.
Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi.
SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi.
Sekarang baru gelisah mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi, Antologi Bersama
Dapat di temui:
FB: Lia Zaenab
Twit: @zee_lia
http://lia-zee.blogspot.com
Mobile: 085242931445
Untuk Lomba Tema'Pahlawan Bangsa 'GP'
Sabtu, 08 November 2014
#30HariNonStopMenulisPuisi-5
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Sahabat, Tersemat
Dimemoar Apik
Berlari peluh merayu matahari
Bermimpi disenyumi senja
Menggoda hujan bersanding pelangi.
Disiang remahremah gerah hari
Demi cukup bekal citacita kita
Tak terukur kenang detik waktu
Kala godaan lahir, ciut mata
Letih meliur pada mi instant,
Terlezat diusiausia liar lapar kita, dulu ....
Terbiasa pada gizi porsi seada-adanya,kita.
Bertarung bercumbu huruf. Bergulingan kerlip lentera. Mengecup kedutan mata.
Sisakan lingkar hitam lebam.
Demi raihan jubah toga.
Dahaga, lapar, lesu, longo
termaklum.
Disemat dinasib yang sama
Kenang laku padu tawa cupu
kita, saat itu.
Kusemat dimemoar yang apik, Sahabat ....
Makassar,21 September 2014 ========================
18 Baris Revised
Jumat, 07 November 2014
#30HariNonStopMenulisPuisi-3
Nama asli: Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
Judul: Aku,Puisi, dan Kamu
=~=~==~=~=~=~=~=~=~=
Aku bias yang terpangut lewat puisi.
Jika diksi, rima, dan cumbuan maknanya buat pening.
Kita duduk
Kan kulafal pahamkan
sabar,pelan,manis,hening.
'Sabar' pada ketidaksabaranmu
berseteru ego.
'Pelan' merapikan bara liarmu 'Manis' merawat senyummu
Lalu, kuhibahkan 'hening'
Tempat hatimu bertaaruf
merayu mendekat-Nya.
Sekarang?
Sudahkahkah kau tau?
Setengah tau?
Baru mau tau?
Karena 'tak mau tahu'
Lebamkan hatiku.
Makassar, 07 November 2014
________________________
Revised
Rabu, 05 November 2014
30HariNonStopMenulisPuisi-1
Rekah Rindu
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Selarik cicip temu pandang
Diremahremah rekah hari
Berbagi seduh kisah, diriang
tak berbeban.
Bertaut tawa lakoni nafas
Tak mesti cerita romantic
Tammat fiksi terbaca
Kini hadir jalar rasa riil
Melumer siap aliriku
Menjeratku di kubangan
resah temu.
Inikah rindu ...?
Melodi bunga senandung jiwa
Hati bersyair asmaradana
Tarian indah dilamun angan
Bibir getar bisik damba
Jantung bahana gemdamriuh
Tasbih riil atas nama rindu
: Padamu
Makassar,05 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Mahkota Tercampak
By: Lia Zaenab Zee
------------------------------
Langit mengguruiku keras
Bumi menyertainya himpit
Nafas tercucup sepahit kina
Terlongo lisan,nerveku stag,
selsel jenak hampir semaput.
Takdirku berujung ketukan-
palu, aromai udara legam
galau pedih terpojok lingu.
Pusara diukir sebelum ajal mengecup ruh.
Pujapuji mahkota berai
menenun kain kapan,untai
sesal susul menyusul.
Air kelopakku ruah tak
terhingga, pangeran kecilku
menatap dengan bola mata
bening senyum kaca.
Menghunjamkan mata panah
paling perih tepat di jantung
Tetaplah putih Nak! isakku.
Jalajala tak bebas telah
mendekap kini, tercerabut
akar kehidupan sosial.
Jauh riuh, jauh tawacanda
Derita mengintai detikku
Waktu dalam keangkuhan
Menjadi sahabat dalam
sekam kerangkengku.
Pusaraku angsur tercacah,
semai bersama ikhlas yang
tabah.
Aku kembali mempelajari
cara tersenyum.
Kelim ujung sajadah saksi
setia ..., doadoa melangit,
mengular, Tuhan ada dan
maha bermata.
Aku manusia dan bersalah,
Tuhan ada dan Pengampun
aku tahu itu.
Makassar,02 November 2014
--------------------------------
19 Baris
Note;
tercucup = terkecap
nerve = syaraf
stag = terhenti sementara
kelim = pinggir
--------------------------------
GALERI PUISI PEDAS 076 - Senin, 03 November 2014
Nama asli:Lia Sainab Asbar
Nama pena: Lia Zaenab Zee
-------------------------------
Rekah Rindu
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Selarik cicip temu pandang
Diremahremah rekah hari
Berbagi seduh kisah, diriang
tak berbeban.
Bertaut tawa lakoni nafas
Tak mesti cerita romantic
Tammat fiksi terbaca
Kini hadir jalar rasa riil
Melumer siap aliriku
Menjeratku di kubangan
resah temu.
Inikah rindu ...?
Melodi bunga senandung jiwa
Hati bersyair asmaradana
Tarian indah dilamun angan
Bibir getar bisik damba
Jantung bahana gemdamriuh
Tasbih riil atas nama rindu
: Padamu
Makassar,05 November 2014
= #30HariNonStopMenulisPuisi-1
Sabtu, 01 November 2014
Judul:Uban Pelangi
Oleh: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=
Terjenak lamun batas usia
Gelembung kisah meruak
Bersenyawa udara kuhirup
Cerita seluruh jejak kenang
Uban pelangi wartainya
Rekam jalur likaklikuk
terpendar, mempeta
mengerak atau berpaling
Kitab nafas tercetak luruh
diuban pelangi
Dikenang dihamburan
gelembung-gelambung deret
Terkaca senyum airmata
Biasan warnawarni
Kesemestian pikir, belajar
Uban pelangi
Keragaman
Kesementaraan
Pengantar pada keabadian
Makassar,02 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~=
#PuisiMingguanDudek6
Langganan:
Postingan (Atom)