Senin, 17 November 2014

«»»» Kelam batin yang mengerak batu di hati begitu suka diabadikan. Memuliakan dosa menghamba pada setiap yang punya duit tak perduli setan sekalipun. Makassar,1 November 2014 Makassar,17 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~==~=~ Senja hujan tubir tahun. Kelana bayang laku jejak cipta. Mengesap pikir, mengintip nalar. Adakah kisah basuh kalbu kubang pengertian, kesabaran, kedewasaan kesyukuran.? Liazee... =~=~=~=~=~=~=~=~==~=~ Rona hari ... Rintik air rupa rinai benang sulam bidadari. Perlahan terulur makin cepat kala rinai mendinding kaca cristal deras. Nafas muda membaris basah di tubirkelim aspal. Pekik gelora senyawa alunan kidung hujan ' BBM haram naik!'' Tanah basah, mata basah. Penguasa entah.... =~=~=~=~=~=~=~=~==~=~ ---171114 Note: Nov mulai memunggungi debu... Menyapih air lahirkan hujan.
Lima Hitungan Huruf_ Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~=~= Sebait seduh cicip temu Didentang rekah sela hari Berbagi candagoda, diriang tak berbeban. Berlarian kejar asa muda Berbuncah tawa senyum. Tak mesti cerita romantic Tammat fiksi terbaca Kini ada jala rasa Menganga siap mendekapku Menjeratku dalam gelisah Melodi senandung petikan Hati bersyair asmaradana Tarian indah dilamun kisah Duahati berlumur memerah jambu Inikah rindu ...? Makna rasa berimbun indah tuk lima hitungan huruf. Bawa lenaku pada mimpi semerbak taman bunga. Bak yang terkaca pada filmfilm India? Jantung bahana debar Kala nekat menanyakan tasbih riil atas nama rindu : Padamu Benarkah ini Rindu? Makassar, 31 Oktober 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~=~= Blog, naeza faldan
#30HariNonStopMenulisPuisi-12 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul:Lelaki Tua dan Jukungnya Keringat asin laut terperangkap di ceruk lipatan kerut keningnya. Dinihari se-tong ikanikan pasar diturunkan dari Jokung. Temaran, kala terang belum ada Riuh renda orangorang laut Menimbang hasil menakar lelah Makin riuh kala bisikbisik anyar Solar masuk di ranah bincang yang memanas. Lelaki tua, terusik ingsut Dibenaknya sesak bayang rengek anak dan keluh istri Solar naik belitan hidup cekik Kerutnya makin berlipat keruh Di sana, jokungnya bercanda ombak Tak mau tahu takdirnya esok Negeri ini untuk siapa? Jika kami mesti berkalang tanah Saat masih ada nafas Makassar,16 November 2014 15 Baris
Goresan Jelang 22 Des.... Ibu Puisi dalam diksi yang tiada pernah kering dituang. Dituliskan dalam cerita adalah ending yang tak pernah sempurna, selalu kurang. Dilukiskan dalam gambar adalah warna yang selalu tidak cemerlang seperti warnamu. Mengenang kelembutan belainya adalah rasa hangat yang tak pernah bisa diukur. Ketulusan yang tak ada ujung. Dan Ibu adalah Emak yang tak pernah menutup ulur dekapnya menunggu aku pulang... Liaze16Nov14MakassaR »» Ibu itu bagiku adalah koki terhebat buatku. Aroma dapurnya adalah candu rindu yang telah bersenyawa sesak dalam darahku. Selalu mengusik dan menggerayangi ingatanku. Untuk menemukan jalan pulang. Membaui kembali aroma dapur cintamu Ibu, seperti kilas lakon ingatan tentang omelan sayangmu, kala aku lupa mencuci tangan sebelum makan. Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta »» Ibu itu bagiku adalah kado rupa ketulusan cinta yang tiada satupun yang bisa menandinginya, abadi. Tangan dan pelukannya terhangat dari semua yang pernah kukenal. Pangkuannya tempat yang paling damai untuk melabuhkan semua baret-baret luka hidup. Dan anehnya, airmatanya adalah cristal terindah untuk apapun yang membuatnya bahagia karenaku. Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta »» Ibu itu muara ilmu hidup, cinta, kasih sayang dan belaian. Seluruh gerak geriknya adalah cinta buatku, tak perduli Ibu memarahiku sekalipun.Mengalirkan airmata sedihnya karena ulah burukku, adalah dera yang teramat sakit buatku. Karena aku paham jika aku menyakitinya maka surgakupun hilang. Bukankah surga ada di telapak kakinya.? »» Ibu itu adalah potongan cinta abadi yang dikirim Tuhan ke bumi. Rahim dan selsel darahnya telah ditakdirkan sebagai tempat semai dan tumbuh ummat manusia. Karenanya, Ibu adalah kehidupan itu sendiri. Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta Ibu itu adalah wanita yang hebat buat saya, dalam keadaan apapun dia berusaha berjuang demi anaknya,meskipun nyawa taruhannya...Di depanku dia selalu berusaha tersenyum meski hatinya sedang duka.ibu segalanya untukku. Adi Alamsyah, 31 tahun, Bekasi, wiraswasta ( Dhafitha Nizza Nur Azizah, Nuraeni Ibrahim, Ivon Inna, Ulya Fathiya, Husnu Fitrah ) »» Ibu itu mata air doa. Ridhanya adalah semai ridha Tuhan. Di rahim dan kasihnya, damai dunia di pelihara dan dirawat. Beliau adalah pemilik cinta teragung setelah cinta Tuhan. Dihadapannya aku adalah bocah abadi pendamba usapan belainya. Kuyakin cintamu padaku adalah kisah yang tak mengenal akhir. Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta ««»» -------------------------------- Losari, Hujan Pagi By: Lia Zaenab Zee Deret November awal Lekuk losari hujan pagi Kenang kisah berhari lalu ... Peluk hangat lindap ronce alun Dideraiderai ta' pangut beban Hati memerah jambu dekap Melangu terpekik asing Cederai pagi dan senyum Selalu tertinggal sekedik ingatan .... Tentang sosok beraroma puisi Tentang baitbait yang namaku disebut.... Tentang pagi dan iring hujan Tentang pagibuta dan lambaian akhir. Makassar,09 November 2014 -------------------------------
Galeri Pedas 076 Mahkota Tercampak By: Lia Zaenab Zee ------------------------------ Langit mengguruiku keras Bumi menyertainya himpit Nafas tercucup sepahit kina Terlongo lisan,nerveku stag, selsel jenak hampir semaput. Takdirku berujung ketukan- palu, aromai udara legam galau pedih terpojok lingu. Pusara diukir sebelum ajal mengecup ruh. Pujapuji mahkota berai menenun kain kapan,untai sesal susul menyusul. Air kelopakku ruah tak terhingga, pangeran kecilku menatap dengan bola mata bening senyum kaca. Menghunjamkan mata panah paling perih tepat di jantung Tetaplah putih Nak! isakku. Jalajala tak bebas telah mendekap kini, tercerabut akar kehidupan sosial. Jauh riuh, jauh tawacanda Derita mengintai detikku Waktu dalam keangkuhan Menjadi sahabat dalam sekam kerangkengku. Pusaraku angsur tercacah, semai bersama ikhlas yang tabah. Aku kembali mempelajari cara tersenyum. Kelim ujung sajadah saksi setia ..., doadoa melangit, mengular, Tuhan ada dan maha bermata. Aku manusia dan bersalah, Tuhan ada dan Pengampun aku tahu itu. Makassar,02 November 2014 -------------------------------- 19 Baris Note; tercucup = terkecap nerve = syaraf stag = terhenti sementara kelim = pinggir -------------------------------- GALERI PUISI PEDAS 076 - Senin, 03 November 2014 Nama asli:Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee -------------------------------
Losari, Hujan Pagi By: Lia Zaenab Zee Deret November awal Lekuk losari hujan pagi Kenang kisah berabad lalu ... Peluk hangat lindap ronce alun Dideraiderai ta' pangut beban Hati memerah jambu dekap Melangu terpekik asing Cederai pagi dan senyum Selalu tertinggal sekedik ingatan .... Tentang sosok beraroma puisi Tentang baitbait yang namaku disebut.... Tentang pagi dan iring hujan Tentang pagibuta lambaian akhir Makassar,09 November 2014 --------------------------------
#30HariNonStopMenulisPuisi-14 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Pahlawan hidup ---» Berkisah tentang engah yang tak ada akhir, tentang pahlawan purna laki perempuan Membelah gelapterang, panas dingin, ragam musim hari raih bintang yang tak usaiusai, langkah yang tak pernah surut meski sedepa Lakiperempuan uban hias kerut, asin peluh, menyeruak ke pelosok lekuk negeri, senafas asa. Tunastunas bangsa, punggung tempat bersandar Lakiperempuan dikepal amanah Dileleran keringatnya citabangsa, dirangkaisemai dalam buaian Lakiperempuan, mesti rekam jejak suri tauladan, mereka handayani*1 Lekaki: Ayah, Bapak, Papa, Abah, Abi, ....Perempuan: Emak, Mama, Bunda, Simbok, .... Pahlawan tanpa alutsista*2 Pahlawan kehidupan 'Candradimuka'*3 Dikeringat, otak, lisan dan pundak, ranahtanah negeri dipertaruhkan. Pahlawan tanpa tanda jasa Bungah haru airmata bangga Prestasi anakanaknya Takzim*4 untukmu : BapakEmak Makassar,09 November 2014 -------------------------------- Note: (16 Baris) Handayani*1 = dorongan moral dan semangat. Alutsista*2 = Alat utama sistem pertahanan (singk) Candradimuka*3=Penggemblengan supaya kuat, terlatih, dan tangkas Takzim*4= Salam hormat -------------------------------#30HariNonStopMenulisPuisi-13 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Fulus Satu Fulus, bentuk Tuhan baru Tempat kelam merenda kamulfase Jelma syurga anakanak imajinasi Gagah berhias seragam pasukan pangeran kegelapan Berani ilusi sakaw Tanpa batas kerajaanmu Ritus jampijampi sepujapuji Baunya doping lena tuannya Setan serupa penjilat sibuk meniup nafas riang tutupi cemoh pada Tuan besar yang nyandu. Lupa darah dan tulang menjelaga Nurani dikebiri persembahan Derap waktu tercabik lalai Memutar giling tak terkendali Fulus kutukan tanpa mantra dirawat neraka sapih semu nikmat Kantong hati berdarah pekat dosa Makassar,16 November 2014 Fulus II Fulus bisa digengam dalam ulur rekah syurga bertuan asih. Dijaga bidadari pada bahubahu amanah. Fulus menjaja diri disurgasurga dunia dalam dekap anakanak borok bertopeng kemolekan Fulus bertasbih sepi di mesjid dan majelismajelis suci, ritus bidadari berlisan kesyukuran dalam lapang jiwa. #30HariNonStopMenulisPuisi-11 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Kenangan Jingga ----- Kisah purna lelakon hati Temu dikelim detikdetak manis Menyusup semburat kalbu rona merah jambu. Kecup angan gemintang Bersenyawa rindu bersanding sayang belai. Kenang sehabis rindu Memerah luka palung hati Membiru tapak dipintu hariku Angan punggung lebam Pekik nelangsa membekap Kenangan jingga meluah .... Kenang sehabis kenang Kerap masih dera cedera Lantunkan kidung gulana patah Terpekur meraba kerakkerak kelam Gemerincing gema tawamu, masih Memunggut serpih jiwa berai Ikhlas kenangan jingga, enyah Makassar,15 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~=~= #30HariNonStopMenulisPuisi-10 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Fa, Rindumu Asing Sepotong bulan mengembara Secuil rindu tersiur aneh Di lakon tak bernama Lisan tak serasi Mata tak gemintang Sepotong mimpi malam ini Gerayangi lelap Sesaki reranting jiwa Terelus garing kesiap Lalu terjatuh acuh asing Sepotong sajak pagi ini Kularut dalam cangkir teh'pagi Menari sosok dalam adukan Terpercik, rindu kembali asing Sepotong nama di benak Meliuk kilas surut rupamu Fa ... Asin rasaku asing bagimu? Makassar,14 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~=~= #30HariNonStopMenulisPuisi-9 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Lelaki Kecil Pemapah Hidup Lelaki kecil dekil nanap nelangsa Gerobak reyot bisu sepi hari ini Peluhnya tak mampu tukar lembar Sultan Mahmud Badaruddin. Terbeli beras seliter kwalitas terendah, cuma itu. Lelaki kecil gosong matahari Menyusur kelimkelim TPA, pagi buta. Terpetik doa harap berbuncah-buncah. Nasi berteman secuil ikan bumbu pedas tertukar kali ini. Liurnya menganak Lelaki kecil pemapah hidup Ibunya sakitsakitan, menunggu Nanar tatap berkacakaca di pintu berenda plastik sesorean ini. Anak gadis kecilnya mengigau Demam tinggi Apakah malam ini obat deman generik bisa tertebus? Makassar,13 November 2014 -------------------------------- 15 Baris 30HariNonStopMenulisPuisi-8 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Sangga Langit » Meniti di ranah sebentang kemahaluasan . Peluk niat sekencang rapat Abai pada torehan pelik tak aromai wangi. Biarkan senyum susup sepalung jiwa. Basuhi borok kerak nyawa. Cintai cinta dengan cinta Cintai syukur dengan syukur Lindapkan torehan laku piala Buat pajangan ditaman sangga Beraikan kelam pikir Ceraikan ngilungilu kalbu Hapus noktah lisan pekat Langkah berkostum jelaga Apikkan sahaja sangga* langit Bingkai pintu renda putih suci Isi keranda tertunggu damai Izin tertabir di pintu pintu langit Makassar,12 November 2014 -------------------------------- Sangga* = Gubuk sederhana ------------------------------- #30HariNonStopMenulisPuisi-7 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Bahagialah (Mengisi Kemerdekaan) Jika semuanya tampak mendung kelam dan menakutkan. Bukankah matahari besok pasti terbit. Sepekat apapun awan halanginya. Jika di matamu, otakmu, nalarmu Negeri ini begitu carut marut. Lihatlah seorang anak SMP memenangkan kompetisi ilmiah Internasional. Jika ada Wakil Rakyat yang mau muntah melihat Seorang Menteri blusukan. Belajarlah bahwa kadang iri bisa membutakan pikir, orangorang pintar sekalipun. Jika otak kita sesaki dengan semua yang burukburuk. Jangan tanyakan kenapa halhal yang baik enggan singgah, bukan? Jika kamu mau bahagia Bahagialah .... Makassar,11 November 2014 -------------------------------- #30HariNonStopMenulisPuisi-6 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Gadis Kecil Kehidupan Temu sebayang pantul jendela kekaca Bangirmu, bola indah tatap kuyumu. Legam kulitmu, manis! Kakikakimu, cetakan urat langkah retak dekil. Mengais sedepa remah riski Dibentara suram hidup Selasar jalan, rumahmu Jadi Bapak dan Emakmu Gadis kecil kehidupan Nafasmu pekat juang Airmatamu buhul benang cinta Tertaut dikenasih Tuhan Kasih sayang Tuhan tersemat dilisanlisan bumbung pinta ; Gadis kecil kehidupan Pencari cinta? Tangan asih terulur buatnya Sungguh! raihan Cinta-Nya Makassar,10 November 2014 -------------------------------- #30HariNonStopMenulisPuisi-5 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Sahabat, Tersemat Dimemoar Apik Berlari peluh merayu matahari Bermimpi disenyumi senja Menggoda hujan bersanding pelangi. Disiang remahremah gerah hari Demi cukup bekal citacita kita Tak terukur kenang detik waktu Kala godaan lahir, ciut mata Letih meliur pada mi instant, Terlezat diusiausia liar lapar kita, dulu .... Terbiasa pada gizi porsi seada-adanya,kita. Bertarung bercumbu huruf. Bergulingan kerlip lentera. Mengecup kedutan mata. Sisakan lingkar hitam lebam. Demi raihan jubah toga. Dahaga, lapar, lesu, longo termaklum. Disemat dinasib yang sama Kenang laku padu tawa cupu kita, saat itu. Kusemat dimemoar yang apik, Sahabat .... Makassar, 09 November 2014 ======================== 18 Baris #30HariNonStopMenulisPuisi-2 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Shuhada Al Aqsa' =~=~==~=~=~=~=~=~=~= Airmata menganakpinak Lagi, di bumi Al Aqsa Airmata basuhi sejarah Tempat Tuhan menitip, rencana dan tekateki.Darah MartirSyuhada tertasbih sejak kala. Robek saja ruhruh suci Persoalan detik saja,hanya Malaikat sejak azali merindu Jasad berbalut memerah DihadapanNya, termulia Luka darah adalah renjana Surga.Takut adalah semat- Nya terjaga.Senyumlah sampai ajal dimaklumkan. Itu cukup Al Aqsa muram darah syuhada.Dalam warta Tuhan Maha Segalanya Tidak hanya dalam warta 30HariNonStopMenulisPuisi-1 Rekah Rindu By: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~=~= Selarik cicip temu pandang Diremahremah rekah hari Berbagi seduh kisah, diriang tak berbeban. Bertaut tawa lakoni nafas Tak mesti cerita romantic Tammat fiksi terbaca Kini hadir jalar rasa riel Melumer siap aliriku Menjeratku di kubangan resah temu. Inikah rindu ...? Melodi bunga senandung jiwa Hati bersyair asmaradana Tarian indah dilamun angan Bibir getar bisik damba Jantung bahana gemdamriuh Tasbih riil atas nama rindu : Padamu Makassar,05 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Kpkers Khanis S Jealously By: Lia Zaenab Zee ~~=~=~~~=~~=~~~=~~ Kekaca bola kelopakku Redam pekik gundah Tak jua mampu padamkan Debar sengat rasa gores, perih Bibirkan semburat juta diksi Urat uratku teralir noktah rindu Padamu..., kamu tau I'm jealous Lalu kenapa memercik api gundah pandanganku.? Seutas benang merah Makin memerah Kumohon jangan jerang dijelaga Tak sanggup aku menyiram bara yang selalu terkipas. Karena ..., telah kupetik seluruh ragam pendar merah jambu. Debar kelembutan kasih Seluruh keridhaan, Untukmu Makassar, 15 November 2014 ~~=~=~~~=~~=~~~=~~ #EventPuisiKBM Dinding Ilmu By: Lia Zaenab Zee ~~=~=~~~=~~=~~~=~~ Kala buncah asaku laruh gelisah Cita yang kerap bangunkan lelap Tentang sebuah passion Sua ruang melabuhkan mimpi Tempat kuciduk resah kehausan Kudapat sebuh dinding KBM Tertulis lajurlajur berkah ilmu Gelisah asingku terijabah Setitik demi setitik Tapak demi tapak Makassar,14 November 2014 ~~=~=~~~=~~=~~~=~~
RINDU ABADI INDONESIA By: Lia Zee ====== ======= === Sumpah Pemuda Pekik bahana genggam gendam gelora Setia bertumpah darah, bertanah air Satu bangsa satu bahasa, satu teguh patriotik jiwa Satu sumpah berIndonesia Rela berkalang tanah, di ranah-mu. BerIndonesia harga nafas Meski, kadang ruweh jalan, kadang lalai cinta, kadang rimbunego berbangsa kadang dan kadang .... Sungguh, sari rindu cinta Menganak abadi harap, tempat tulang darah kami lahir semai dan gugur. Indonesiaku Tumpah asa, tumpah mimpi Tergores luka, untai buruk anak bangsa Jelmaan cela tingkah noda diharibaanmu Sungguh! buruk noda laku tak mampu renggut aliran kasih, rinduCinta didada kami. Indonesia Abadi Rindu buatmu Cinta akan slalu tersemat diselsel darah Tersimpul didetak nadi. ====== ======= === Makassar, 13 Oktober 2014 ====== ======= === Note: Tdk teranulir disalah satu Lomba : Event 'Sumpah Pemuda'14 krn tdk dlm bentuk Atacch dekik full ====== ======= ===
#PuisiMingguanDuDek8 Judul: Kembang Kayu Si Isapmadu Nama Penulis: Lia Zaenab Zee Sore saga rupa manis leleh sari madu Di hati temaran sepi giris tak usai Saat impian tertaut meragu tarik ulur ikrar Jembatan kayu setapak kenang Reranting rona kembang kayu Orange, merah lonceng lambai kemayu goda. Cericit cit cit Isapmadu* .... Detik beku sesaat rerasa surga Ritme melodi alun hangat Kesiap tetesi gerah kalbu pelan buai Cit cit Isapmadu terus lelagu .... Wangi kembang kayu perawan senyum rekah seserahan sari. Baretbaret lara sirna citcitcit Kembang kayu Menabur madu aroma wangi Isapmadu temu pujadamba bersari madu. Serenade rindu tertasbih Dadaku serapat lapang Pahat rupa kembang kayu Bertekuk dikecupan Si Isapmadu Menanti seserahan akad diri Lisan doapinta tiada putus ; Ikhlas agung penyerahan Makassar,06 November 2014 =~=~==~=~=~=~=~=~=~=~ #PuisiMingguanDuDek7 Judul:Rahim Bumi Hidup Nama Penulis:Lia Zaenab Zee Tetap semai dirahim bumi Retak senyawa partikelnya kesakitan yang luka,tanah Pada baitbait damba basuh Pada musim yang seri Semai kehidupan Dirahim bumi yang kerak kegerahan pilu meradang ranahmu. Dan hidup tetaplah kehidupan.Meski lakonnya tertabur hadang lukaluka. Janji teguh semai kokoh Dalam taburan kering dahaga Rupa laku tegar. Dibadai gemerincing gigil derita Kuncup putikmu berkah Mengirimkan pesan asa --Untuk tetap hidup Makassar, 07 November 2014 ------------------------------------ #PuisiMingguanDudek6 Judul:Uban Pelangi Oleh: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~= Terjenak lamun batas usia Gelembung kisah meruak Bersenyawa udara kuhirup Cerita seluruh jejak kenang Uban pelangi wartainya Rekam jalur likaklikuk terpendar, mempeta mengerak atau berpaling Kitab nafas tercetak luruh diuban pelangi Dikenang dihamburan gelembung-gelambung deret Terkaca senyum airmata Biasan warnawarni Kesemestian pikir, belajar Uban pelangi Keragaman Kesementaraan Pengantar pada keabadian Makassar,02 November 2014 =
1.Terbit di pedas 30 hari Januari Kenangan Jingga By: Lia Zaenab Zee Kisah purna lelakon hati Temu dikelim awal tahun manis Menyusuri semburat kalbu merah jambu kecup angan gemintang. Bersenyawa rindu bersanding sayang belai. Januari sehabis rindu Memerah luka palung hati Membiru tapak dipintu harimu Angan punggung lebam Pekik nelangsa membekap Kenangan jingga meluah .... Januari pergi Kerap kenang dera cedera Lantunkan kidung gulana patah Terpekur meraba kerakkerak kelam Gemerincing gema tawamu, masih Memunggut serpih jiwa berai Ikhlas kenangan jingga, enyah Makassar, 14 November 2014 2. Fa, Bulan Basah By: Lia Zaenab Zee Bidadari menyulam awan Membingkai rupa hari abuabu Mencandai matahari dalam tabuh lesung guruh. Cristal air luruh mendinding Gigilku kubagi gelas teh' jasmine Kafe memoar Januari Menyelimuti reka bayang uapuap hangat tatapmu berharihari lalu. Di sini menggigit gigilku Fa... Makassar, 14 November 2014
Makassar,12 November 2014 Untuk Mama Di Rumah Rindu Mama Sayang, Mama baik kan,? Jangan seperti debar rindu di dada ini yang tak pernah baik-baik saja, tiap kali bola mata putrimu ini, tidak bisa nyata melihat dan menangkap bayangan riel mama, yang jauh di seberang lautan sana. Aku selalu mendoakan mama. Tapi maafkan bila tidak sekhusyuk Seperti doa Mama untukku. Mama, bagaimana panen kebun buah salak kita,? Aku kuatir, buah panen Mama, hanya cukup untuk membeli lauk sangat sederhana. Karena di Tivi, aku melihat buah buahan yang dihias seindah-indahnya dari luar negeri, menyerbu masuk terpajang menyilaukan mata di pasar-pasar. Sampai ke pelosok-pelosok. Mama, bagaimana bacaan Quran nya.? Apa minusnya makin parah ya ma.? Di sini tiap kali aku mengejakan huruf Hija'iyah untuk cucumu si' Leyaa, selalu teringat bagaimana dulu repot dan sabarnya Mama mengejakan huruf demi huruf padaku. Dan beberapa teman-teman kecilku tetangga kita. Yang ikut belajar mengaji padamu. Mama maafkan putrimu ini, kadang sabarku mengajar tak bisa menyamaimu. Padahal yang aku hadapi hanya si' Leyaa, cucu semata wayangmu saja. Mama, bagaimana gangguan kolesterol dan tekanan darah tinggi Bapak.? Aku akan selalu mengingat petuahmu, untuk menjaga pola makan sejak dini bagi keluarga kecilku. Agar tak terulang penderitaan gangguan kesehatan, seperti yang Bapak alami berpuluh tahun. Mama, ah.... Bolamataku berkaca-kaca. Aku tahu Mama mengalami hal yang sama kan,? atau bahkan kornea mama malah sudah teraliri air, manakala Mama teringat aku kan Ma.!? Atau teringat anak sulungmu, Bang Rio di Kalimantan sana, yang lebaran kemarin tidak sempat pulang.? Teringat malam-malam sepi yang hanya Mama lalui berdua dengan Bapak. Hehehe ... mungkin, sepinya sedikit berkurang ya ma? direpoti repetan keluhan Bapak dengan segala embel-embelnya, jika tensinya mulai meninggi mengkwatirkan, ketika kaki-kakinya bengkak karna kadar kolesterolnya tak terkendali. Mama, tak terbilang rindu. Tak terbilang kenangan menari-nari diingatanku tentang lekuklekuk inci demi inci 'rumah rindu' kita. Mama, maafkan aku. Jika kurang bisa menjadi mama yang hebat untuk cucumu. Tidak bisa menyamai kehebatannmu menjadi mama buatku. Tapi setidaknya aku tidak akan pernah menyerah berusaha menjadi mama hebat sepertimu. Hehehe.... Mama, begitu ingin menumpahkan keluh kesahku di pangkuan Mama seperti dulu. O ya Ma, maafkan aku lagi. Dulu, aku pernah mencibir di belakang Mama karena diomelin Mama gara-gara telat pulang sekolah dan tidak mengabari Mama, hanya karena keasyikan ngerumpi di rumah teman sekelas dan lupa waktu. Mama tahukah kamu, ternyata aku lebih tukang omel dan lebih nervous (panikan) daripada Mama. Buktinya Leyaa.... Sering banget protes, dan malah mencap aku 'tukang ngomel', Ma .... Hihi. Terima kasih untuk semua jejak yang kau tinggalkan dan masih akan terjejak di masa yang akan datang. Sampai keabadian merenggut. Sekarang aku benar-benar mengerti sepenuh arti, yang orang-orang selalu katakan : '' Kau akan mengerti cinta seorang ibu saat engkau benar-benar telah menjadi seorang ibu'' Mama, aku akhiri surat cinta ini sampai di sini saja. Aku takut mata mama protes kelelehan bacanya karena terlalu panjang. Aku takut juga, tulisan dalam surat ini akan kabur, karena airmata rinduku sepertinya berebutan mau ikut-ikutan menitik dan menorehkan tinta di lembarannya. Salam rindu buat Bapak, pelukan hangat, rindu yang rimbun serta salam takzim sebesarbesarnya. Terkirim bersama surat ini. Dengan cinta yang sangat, (Puterimu) -------------------------------- Biodata: Nama Asli: Lia Sainab Asbar. Nama Pena: Lia Zaenab Zee. Lahir di Makassar, 28 Juli .... Muslimah, S1 Akuntasi dari UNHAS Makassar. Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar. Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi. SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi. Sekarang baru gelisah untuk mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi, Antologi Bersama Dapat di temui: FB: Lia Zaenab Twit: @zee_lia http://lia-zee.blogspot.com Mobile: 085242931445 -------------------------------- To: Mbak Anggi Putri Dengan Hormat, Mohon maaf, tidak diattacc. Satu dan lain hal tidak bisa memenuhinya. Saya sungguh berharap, jika karena alasan tersebut tidak bisa terupdate dan tidak lolos untuk dinilai. Saya bisa mendapat pemberitahuan. Terima kasih -------------------------------
Kemarau Kami Tuan Wakil Rakyat By: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~= Berkejaran lari terang gelap desa Gigil tulang berita kemarau tapak sendu gelisah. Rayuan debu mulai kabarkan gersang retakretak lahan Pohonpohon isak sedusedan Meratap guguran dedaun Meranggas miris hilang riang Terpekur Pak Tua, sepagian ini Resah mulai mengipas kalbu Menggelitik bayang resah Asa panen, kuliah buah hati, cicilan tengkulak..., akh.! Kening pikir meragu asa, berebut gentayang sesak dada. Nanar mata kaca, bulirbulir padi memelas sekarat kehausan. Pak Tua, menelan paksa gelisah gerah kelam tepitepi malam. Riuh Tivi kecil berdebu di pojok menikam sepi. Operet Wakilwakil Rakyat Berbui bersahutsahutan Meja berserak, gebrak labrak Begitu ; pelik urusan mereka? Terlalu sederhanakah kemarau kami untuk urusan akbar mereka? Makassar,14 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~==~=~ Biodata: Nama Asli: Lia Sainab Asbar. Nama Pena: Lia Zaenab Zee. Alamat: Komp.BTP Blok AA/129 Jl.Keindahan 10.Tamalanrea 90245 Makassar. Lahir di Makassar, 28 Juli .... Muslimah, S1 Akuntasi dari UNHAS Makassar. Dapat di temui: FB: Lia Zaenab Twit: @zee_lia http://lia-zee.blogspot.com Mobile: 085242931445
Januari (Nafas Hangat Tapi Mati) By: Lia Zaenab Zee ~=~~~=~~~=~~~=~~~=~ Apalah arti sebuah hari, minggu dan bulan. Kecuali bahwa lebam pernah cederai senerai hati tikam jantung burai dipenanggalan JANUARI. Nafas hangat tapi mati. Menghapus angan bidadari.Tentang figura indah, bersanding anggun berhias rambut berpendar keperakan. Ukiran indah waktu untuk musimmusim senyum airmata kita. Berlari detikdetik hanya mampu diamkan jadi kerak bisu yang senyap. Serupa buku usang yang diksidiksinya telah senyawa di benak, tanpa perlu meraihnya. berdebu sunyi di sudut rak buku. Liazee ...15nov14makassaR ~=~~~=~~~=~~~=~~~=~ Makassar,15 November 2014
GALERI PUISI PEDAS 078 - Senin, 17 November 2014 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul:Perempuan Penabuh Ilusi Elok, kamus besar tak pernah punya bab akhir Ditata kejar sampai melata Hitam kelam abuabu tak beda Cemoh batu hiasan di jalanNya Hapus ingatan tabuhan seringai maut, pangutan lindu siksa. Perempuan penabuh ilusi Lenggokmu beriring kerlingan jagad perangah debar Karunia dijaja sekulit pandang Keindahan ditelanjangi jalang Ilusi menganak dari tubuhmu Melahirkan dosa tongkattongkat Adam Mabuk wangi pesona jelita Antri tubirtubir bara api jelaga laku Kulit cahaya kilau pendar indah Hanya itu Nafas, raja roda putaran titipan Permainsurinya disemat di senyum Tuhan. Makassar,17 November 2014
Galeri Motivasi November_ Lia Zaenab Zee_Hujan adalah siklus penyeimbang di bumi, kala gerah matahari tidak tertahankan. Hujan anugrah Tuhan bagi kehidupan. Hujan ciptaan Tuhan yang waktu, curah dan manfaatnya adalah sempurna. Bukankah Tuhan Maha Sempurna.Manusialah yang menyebabkan kesempurnaan hujan menjadi cacat. Karena Sunnatullah yang telah diatur dengan sempurna OlehNya, kita rusak dengan khilaf-khilaf kita. Tapi tidak ada yang terlambat bila kita mau menyadari dan mulai mencintai hujan sebagai anugerah. Dengan caramenjaga keseimbangan alam. Mulai dari hal-hal kecil mengelola sampah rumah kita misalnya, meminimalkan pemakain sampah plastik, menanam pohon di sekitas rumah dan sebagainya. Mulailah dari sekarang.
Makassar,18 November 2014 Untuk: Bpk/Ibu, Penyelenggara Kolom Budaya Fajar Dengan Hormat, Mohon maaf, tidak diattacc. Satu dan lain hal tidak bisa memenuhinya. Perangkat tidak mendukung. Saya sungguh berharap, jika karena alasan tersebut ataukah karena puisi-puisi saya ini, belum layak untuk dimuat, maka saya bisa mendapat pemberitahuan. Jika saya tidak mendapatkan pemberitahuan, terhitung 2(dua) bulan dari hari ini. Mohon maaf puisi-puisi ini saya nyatakan kadalwarsa dan saya berhak mempublikasikannya di media lain. Untuk perhatiannya saya ucapakan banyak terima kasih. NB: DAFTAR PUISI: 1.KUPELIHARA PURNA CINTA I 2.KUPELIHARA PURNA CINTA II 3. KUBURAN MASSAL -------------------------------- 1. KUPELIHARA PURNA CINTA I Oleh: Lia Zaenab Zee ====' ==='======'== Cinta beronak duri Terlarang! Membatu langkah ... 'Silariang'!*1 Kupelihara purna Cinta Sel darahku mengirim resus positif pada darahmu ... Cinta sesaki ruang oksigen, alirannya tersumbat sampai ke otak Tumpah di jantung hadirkan debar keanggunan lunar Kutup hati sibuk mengigau saling mencari Bibir berhias laras kinasih Selaputi mata tertuju keangan matahari Terdengar melodi buhul perindu Terekam syair dendang kasih Iring langkah harmoni padu Aroma pelukan, hadirkan getaran 'sayang' di nadi Kuberi isin kecupan di keningku yang bulan Kemudian Simpang jalan genggam kita Linglung gamang! Terantuk langkah Limbung! Pekik lindu menguasai jalan nafas Tak terijabah restu membajui cinta begitu sulit, sesak Memilih Tercerabut akar kehidupan Berseteru ayatayat suci Memunggungi budinorma Berpaling sulur budaya Kukuh terengah darah Saling eratkan genggam Tekad batu Makassar,18 November 2014 ------------------------------ 2. KUPELIHARA PURNA CINTA II Oleh: Lia Zaenab Zee Tidak ingin kupelihara sesal '' Siri` na pacce ''*2 Kuindahkan lukaluka Pentas turun layar penutup Kini Angkuh cinta menolak kecup riang Ditepitubir detikhari surga kita Berganti gelisah pendar bulan gundah Kobar api bernama asmara Telah membakar rindu yang cinta Menjalar amuk remuk Tercampak! hangus Sejatinya Cinta, telah ... : Anugerahiku proses tumbuh Warna warni Terang gelap Beku cair Airmata senyum Terbit kembali rupa pendar suluh kecil liuk merah Mendewasa Jelma rindu syahdu hangat asih Cinta akan selalu ada disini (dada) Teraba bening bentang nurani Tabah, menawan, sabar, kilau Karena --Kujaga purna laku 'Cinta' Makassar,17 November 2014 Note: Silariang*1=Kawin Lari Siri' na pacce*2= malu sekali ======'======='====== 3. KUBURAN MASSAL Oleh: Lia Zaenab Zee Pendar gundahgulana matahari Awan berarak mengepung pinta Pada basah yang air Pada musim yang gigil Pada debu yang kuyup Jelma gembur tanah yang riang Dibahu aspalaspal beton negeri ini Dilangitkan mohon yang ngilu Dilarung anganangan idealisme Tentang pekik kemiskinan sekarat yang jadi mati Anakanak negeri bergerilya di jalanjalan Berhadapan moncongmoncong bedil menganga Memerah, mengorange, menghijau Melaut peluh berpelukanyir kotoran telingatelinga Penguasa yang berpurapura tuli, mati rasa Yang begitu gemar mengerami resah jelma simalakama rakyat BBM topeng basi kalkulasi cekik Ejakulasi prematur Hitungan subsidi BBM pakarpakar penguasa Omong kosong! Yang pasti kami eja yang hapal Beras tak terbeli, anakanak kami tulang belulang Omong paling kosong Kalau perut kami kosong Baiklah Gali saja kuburan massal Makassar,17 November 201 _______________________ Biodata: Nama Asli: Lia Sainab Asbar Nama Pena: Lia Zaenab Zee Lahir di Makassar, 28 Juli .... Muslimah, S1 Akuntasi dari UNHAS Makassar. Staff Finance di salah satu Perusahaan Swasta di Makassar. Dapat di temui: FB: Lia Zaenab Twit: @zee_lia http://lia-zee.blogspot.com Mobile: 085242931445 ''Abadikan jejak hidupmu dalam tulisan'' Terima Kasih ~=~=~=~=~=~~=~=~=~=~=~

Jumat, 14 November 2014

Januari (Nafas Hangat Tapi Mati) By: Lia Zaenab Zee ~=~~~=~~~=~~~=~~~=~ Apalah arti sebuah hari, minggu dan bulan. Kecuali bahwa lebam pernah cederai senerai hati tikam jantung burai dipenanggalan JANUARI. Nafas hangat tapi mati. Menghapus angan bidadari.Tentang figura indah, bersanding anggun berhias rambut berpendar keperakan. Ukiran indah waktu untuk musimmusim senyum airmata kita. Berlari detikdetik hanya mampu diamkan jadi kerak bisu yang senyap. Serupa buku usang yang diksidiksinya telah senyawa di benak, tanpa perlu meraihnya. berdebu sunyi di sudut rak buku. Liazee ...15nov14makassaR
LelakiPerempuan Pahlawan     Bangsa, Kini Oleh: Lia Zaenab Zee Pahlawan kemerdekaan Bakti bangsamu terekam di bukubuku sejarah. Rebah di nisan prasasti, kenang kisah patriotik. Merdeka harga darah, nyawa dan kemuliaan. Kuberkisah tentang engah yang tak pernah lelah. Tentang pahlawan masa kini Lakilaki perempuan Membelah gelapterang, panasdingin,ragammusim hari. Meraih bintang yang tak usaiusai, ibarat langkah yang tak pernah surut sedepa. Lelakiperempuan berhias kerut, uban dan peluh. Menyeruak ke pelosokpelosok lekuk negeri, bernafas asa. Punggung sandaran tunastunas bangsa. Lakilakiperempuan pemegang amanah,di kepalnya citabangsa, dirangkaisemaikan anakanak pertiwi Lakilakiperempuan, mesti rekam jejak suri tauladan. Mereka handayani*1. Lakilaki itu, Ayah, Bapak, Papa, Abah, Abi, .... Perempuan itu, Emak, Mama, Bunda, Simbok, .... Pahlawan masa kini tanpa alutsista*2. Pahlawan kehidupan bangsa Bimbingnya 'Candradimuka'*3 Dikeringat, otak, lisan dan pundak .... Ranahtanah ini dipertaruhkan Pahlawan tanpa tanda jasa Rupa bungah haru airmata bangga lambaian prestasi anakanaknya. Takzim*4 untukmu, :  BapakBapak  EmakEmak Makassar,09 November 2014 -------------------------------- Note: (25 Baris) Handayani*1 = Memberikan dorongan moral dan semangat. Alutsista*2 = Alat utama sistem pertahanan (singk) Candradimuka*3=Penggemblengan diri pribadi supaya kuat, terlatih, dan tangkas Takzim*4= Salam hormat --------------------------------
Fa, Bulan Basah By: Lia Zaenab Zee Sebuah senyum Dideret bulan gelora Juni Jelma mengindah, Juli Tertulis dalam reka diary, hangat Kamu Fa Kini Bidadari menyulam awan Membingkai rupa hari abuabu Mencandai matahari dalam tabuh lesung guruh. Cristal air luruh mendinding Dingin Gigilku kubagi digelas teh' jasmine Kafe memoar Dulu, hangat berpendaran Kucelup sesak dalam adukan Menyelimuti reka bayang uapnya Rupai hangat tatapmu berlari hari lalu. Di sini menggigit gigilku Fa... Segigil diary yang tak kusentuh lagi. Tak ingin Terlanjur beku, jarijari .... Makassar,14 November 2014
30HariNonStopMenulisPuisi-1 Rekah Rindu By: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~=~= Selarik cicip temu pandang Diremahremah rekah hari Berbagi seduh kisah, diriang tak berbeban. Bertaut tawa lakoni nafas Tak mesti cerita romantic Tammat fiksi terbaca Kini hadir jalar rasa riel Melumer siap aliriku Menjeratku di kubangan resah temu. Inikah rindu ...? Melodi bunga senandung jiwa Hati bersyair asmaradana Tarian indah dilamun angan Bibir getar bisik damba Jantung bahana gemdamriuh Tasbih riil atas nama rindu : Padamu Makassar,05 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~=~=
RINDU ABADI INDONESIA By: Lia Zee ====== ======= === Sumpah Pemuda Pekik bahana genggam gendam gelora Setia bertumpah darah, bertanah air Satu bangsa satu bahasa, satu teguh patriotik jiwa Satu sumpah berIndonesia Rela berkalang tanah, di ranah-mu. BerIndonesia harga nafas Meski, kadang ruweh jalan, kadang lalai cinta, kadang rimbunego berbangsa kadang dan kadang .... Sungguh, sari rindu cinta Menganak abadi harap, tempat tulang darah kami lahir semai dan gugur. Indonesiaku Tumpah asa, tumpah mimpi Tergores luka, untai buruk anak bangsa Jelmaan cela tingkah noda diharibaanmu Sungguh! buruk noda laku tak mampu renggut aliran kasih, rinduCinta didada kami. Indonesia Abadi Rindu buatmu Cinta akan slalu tersemat diselsel darah Tersimpul didetak nadi. ====== ======= === Makassar, 13 Oktober 2014 ====== ======= === Note: Tdk teranulir disalah satu Lomba : Event 'Sumpah Pemuda'14 krn tdk dlm bentuk Atacch ====== ======= ===
#30HariNonStopMenulisPuisi-10 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Fa, Rindumu Asing Sepotong bulan mengembara Secuil rindu tersiur aneh Di lakon tak bernama Lisan tak serasi Mata tak gemintang Sepotong mimpi malam ini Gerayangi lelap Sesaki reranting jiwa Terelus garing kesiap Lalu terjatuh acuh asing Sepotong sajak pagi ini Kularut dalam cangkir teh'pagi Menari sosok dalam adukan Terpercik, rindu kembali asing Sepotong nama di benak Meliuk kilas surut rupamu Fa ... Asin rasaku asing bagimu? Makassar,14 November 2014 #30HariNonStopMenulisPuisi-9 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Lelaki Kecil Pemapah Hidup Lelaki kecil dekil nanap nelangsa Gerobak reyot bisu sepi hari ini Peluhnya tak mampu tukar lembar Sultan Mahmud Badaruddin. Terbeli beras seliter kwalitas terendah, cuma itu. Lelaki kecil gosong matahari Menyusur kelimkelim TPA, pagi buta. Terpetik doa harap berbuncah-buncah. Nasi berteman secuil ikan bumbu pedas tertukar kali ini. Liurnya menganak Lelaki kecil pemapah hidup Ibunya sakitsakitan, menunggu Nanar tatap berkacakaca di pintu berenda plastik sesorean ini. Anak gadis kecilnya mengigau Demam tinggi Apakah malam ini obat deman generik bisa tertebus? Makassar,13 November 2014 -------------------------------- 15 Baris 30HariNonStopMenulisPuisi-8 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Sangga Langit » Meniti di ranah sebentang kemahaluasan . Peluk niat sekencang rapat Abai pada torehan pelik tak aromai wangi. Biarkan senyum susup sepalung jiwa. Basuhi borok kerak nyawa. Cintai cinta dengan cinta Cintai syukur dengan syukur Lindapkan torehan laku piala Buat pajangan ditaman sangga Beraikan kelam pikir Ceraikan ngilungilu kalbu Hapus noktah lisan pekat Langkah berkostum jelaga Apikkan sahaja sangga* langit Bingkai pintu renda putih suci Isi keranda tertunggu damai Izin tertabir di pintu pintu langit Makassar,12 November 2014 -------------------------------- Sangga* = Gubuk sederhana ------------------------------- #30HariNonStopMenulisPuisi-7 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Bahagialah (Mengisi Kemerdekaan) Jika semuanya tampak mendung kelam dan menakutkan. Bukankah matahari besok pasti terbit. Sepekat apapun awan halanginya. Jika di matamu, otakmu, nalarmu Negeri ini begitu carut marut. Lihatlah seorang anak SMP memenangkan kompetisi ilmiah Internasional. Jika ada Wakil Rakyat yang mau muntah melihat Seorang Menteri blusukan. Belajarlah bahwa kadang iri bisa membutakan pikir, orangorang pintar sekalipun. Jika otak kita sesaki dengan semua yang burukburuk. Jangan tanyakan kenapa halhal yang baik enggan singgah, bukan? Jika kamu mau bahagia Bahagialah .... Makassar,11 November 2014 -------------------------------- #30HariNonStopMenulisPuisi-6 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Gadis Kecil Kehidupan Temu sebayang pantul jendela kekaca Bangirmu, bola indah tatap kuyumu. Legam kulitmu, manis! Kakikakimu, cetakan urat langkah retak dekil. Mengais sedepa remah riski Dibentara suram hidup Selasar jalan, rumahmu Jadi Bapak dan Emakmu Gadis kecil kehidupan Nafasmu pekat juang Airmatamu buhul benang cinta Tertaut dikenasih Tuhan Kasih sayang Tuhan tersemat dilisanlisan bumbung pinta ; Gadis kecil kehidupan Pencari cinta? Tangan asih terulur buatnya Sungguh! raihan Cinta-Nya Makassar,10 November 2014 -------------------------------- #30HariNonStopMenulisPuisi-5 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Sahabat, Tersemat Dimemoar Apik Berlari peluh merayu matahari Bermimpi disenyumi senja Menggoda hujan bersanding pelangi. Disiang remahremah gerah hari Demi cukup bekal citacita kita Tak terukur kenang detik waktu Kala godaan lahir, ciut mata Letih meliur pada mi instant, Terlezat diusiausia liar lapar kita, dulu .... Terbiasa pada gizi porsi seada-adanya,kita. Bertarung bercumbu huruf. Bergulingan kerlip lentera. Mengecup kedutan mata. Sisakan lingkar hitam lebam. Demi raihan jubah toga. Dahaga, lapar, lesu, longo termaklum. Disemat dinasib yang sama Kenang laku padu tawa cupu kita, saat itu. Kusemat dimemoar yang apik, Sahabat .... Makassar, 09 November 2014 ======================== 18 Baris #30HariNonStopMenulisPuisi-2 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Shuhada Al Aqsa' =~=~==~=~=~=~=~=~=~= Airmata menganakpinak Lagi, di bumi Al Aqsa Airmata basuhi sejarah Tempat Tuhan menitip, rencana dan tekateki.Darah MartirSyuhada tertasbih sejak kala. Robek saja ruhruh suci Persoalan detik saja,hanya Malaikat sejak azali merindu Jasad berbalut memerah DihadapanNya, termulia Luka darah adalah renjana Surga.Takut adalah semat- Nya terjaga.Senyumlah sampai ajal dimaklumkan. Itu cukup Al Aqsa muram darah syuhada.Dalam warta Tuhan Maha Segalanya Tidak hanya dalam warta
nDuDek8 Judul: Kembang Kayu Si Isapmadu Nama Penulis: Lia Zaenab Zee Sore saga rupa manis leleh sari madu Di hati temaran sepi giris tak usai Saat impian tertaut meragu tarik ulur ikrar Jembatan kayu setapak kenang Reranting rona kembang kayu Orange, merah lonceng lambai kemayu goda. Cericit cit cit Isapmadu* .... Detik beku sesaat rerasa surga Ritme melodi alun hangat Kesiap tetesi gerah kalbu pelan buai Cit cit Isapmadu terus lelagu .... Wangi kembang kayu perawan senyum rekah seserahan sari. Baretbaret lara sirna citcitcit Kembang kayu Menabur madu aroma wangi Isapmadu temu pujadamba bersari madu. Serenade rindu tertasbih Dadaku serapat lapang Pahat rupa kembang kayu Bertekuk dikecupan Si Isapmadu Menanti seserahan akad diri Lisan doapinta tiada putus ; Ikhlas agung penyerahan
Kemarau Kami Tuan Wakil Rakyat By: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~= Berkejaran lari terang gelap desa Gigil tulang berita kemarau tapak sendu gelisah. Rayuan debu mulai kabarkan gersang retakretak lahan Pohonpohon isak sedusedan Meratap guguran dedaun Meranggas miris hilang riang Terpekur Pak Tua, sepagian ini Resah mulai mengipas kalbu Menggelitik bayang resah Asa panen, kuliah buah hati, cicilan tengkulak..., akh.! Kening pikir meragu asa, berebut gentayang sesak dada. Nanar mata kaca, bulirbulir padi memelas sekarat kehausan. Pak Tua, menelan paksa gelisah gerah kelam tepitepi malam. Riuh Tivi kecil berdebu di pojok menikam sepi. Operet Wakilwakil Rakyat Berbui bersahutsahutan Meja berserak, gebrak labrak Begitu ; pelik urusan mereka? Terlalu sederhanakah kemarau kami untuk urusan akbar mereka? Makassar,14 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
Jealously By: Lia Zaenab Zee ~~=~=~~~=~~=~~~=~~ Kekaca bola kelopakku Redam pekik gundah Tak jua mampu padamkan Debar sengat rasa gores, perih Bibirkan semburat juta diksi Urat uratku teralir noktah rindu Padamu..., kamu tau I'm jealous Lalu kenapa memercik api gundah pandanganku.? Seutas benang merah Makin memerah Kumohon jangan jerang dijelaga Tak sanggup aku menyiram bara yang selalu terkipas. Karena ..., telah kupetik seluruh ragam pendar merah jambu. Debar kelembutan kasih Seluruh keridhaan, Untukmu Makassar, 15 November 2014 ~~=~=~~~=~~=~~~=~~ #EventPuisiKBM Dinding Ilmu By: Lia Zaenab Zee ~~=~=~~~=~~=~~~=~~ Kala buncah asaku laruh gelisah Cita yang kerap bangunkan lelap Tentang sebuah passion Sua ruang melabuhkan mimpi Tempat kuciduk resah kehausan Kudapat sebuh dinding KBM Tertulis lajurlajur berkah ilmu Gelisah asingku terijabah Setitik demi setitik Tapak demi tapak Makassar,14 November 2014 ~~=~=~~~=~~=~~~=~~
Makassar,12 November 2014 Untuk Mama Di Rumah Rindu Mama Sayang, Mama baik kan,? Jangan seperti debar rindu di dada ini yang tak pernah baik-baik saja, tiap kali bola mata putrimu ini, tidak bisa nyata melihat dan menangkap bayangan riel mama, yang jauh di seberang lautan sana. Aku selalu mendoakan mama. Tapi maafkan bila tidak sekhusyuk. Seperti doa Mama untukku. Mama, bagaimana panen kebun buah salak kita,? Aku kuatir, buah panen Mama, hanya cukup untuk membeli lauk sangat sederhana. Karena di Tivi, aku melihat buah buahan yang dihias seindah-indahnya dari luar negeri, menyerbu masuk terpajang menyilaukan mata di pasar-pasar. Sampai ke pelosok-pelosok. Mama, bagaimana bacaan Quran nya.? Apa minusnya makin parah ya ma.? Di sini tiap kali aku mengejakan huruf Hija'iyah untuk cucumu si' Leyaa, selalu teringat bagaimana dulu repot dan sabarnya Mama mengejakan huruf demi huruf padaku. Dan beberapa teman-teman kecilku tetangga kita. Yang ikut belajar mengaji padamu. Mama maafkan putrimu ini, kadang sabarku mengajar tak bisa menyamaimu. Padahal yang aku hadapi hanya si' Leyaa, cucu semata wayangmu saja. Mama, bagaimana gangguan kolesterol dan tekanan darah tinggi Bapak.? Aku akan selalu mengingat petuahmu, untuk menjaga pola makan sejak dini bagi keluarga kecilku. Agar tak terulang penderitaan gangguan kesehatan, seperti yang Bapak alami berpuluh tahun. Mama, ah.... Bolamataku berkaca-kaca. Aku tahu Mama mengalami hal yang sama kan,? atau bahkan kornea mama malah sudah teraliri air, manakala Mama teringat aku kan Ma.!? Atau teringat anak sulungmu, Bang Rio di Kalimantan sana, yang lebaran kemarin tidak sempat pulang.? Teringat malam-malam sepi yang hanya Mama lalui berdua dengan Bapak. Hehehe ... mungkin, sepinya sedikit berkurang ya ma? direpoti repetan keluhan Bapak dengan segala embel-embelnya, jika tensinya mulai meninggi mengkwatirkan, ketika kaki-kakinya bengkak karna kadar kolesterolnya tak terkendali. Mama, tak terbilang rindu. Tak terbilang kenangan menari-nari diingatanku tentang lekuklekuk inci demi inci 'rumah rindu' kita. Mama, maafkan aku. Jika kurang bisa menjadi mama yang hebat untuk cucumu. Tidak bisa menyamai kehebatannmu menjadi mama buatku. Tapi setidaknya aku tidak akan pernah menyerah berusaha menjadi mama hebat sepertimu. Hehehe.... Mama, begitu ingin menumpahkan keluh kesahku di pangkuan Mama seperti dulu. O ya Ma, maafkan aku lagi. Dulu, aku pernah mencibir di belakang Mama karena diomelin Mama gara-gara telat pulang sekolah dan tidak mengabari Mama, hanya karena keasyikan ngerumpi di rumah teman sekelas dan lupa waktu. Mama tahukah kamu, ternyata aku lebih tukang omel dan lebih nervous (panikan) daripada Mama. Buktinya Leyaa.... Sering banget protes, dan malah mencap aku 'tukang ngomel', Ma .... Hihi. Terima kasih untuk semua jejak yang kau tinggalkan dan masih akan terjejak di masa yang akan datang. Sampai keabadian merenggut. Sekarang aku benar-benar mengerti sepenuh arti, yang orang-orang selalu katakan : '' Kau akan mengerti cinta seorang ibu saat engkau benar-benar telah menjadi seorang ibu'' Mama, aku akhiri surat cinta ini sampai di sini saja. Aku takut mata mama protes kelelehan bacanya karena terlalu panjang. Aku takut juga, tulisan dalam surat ini akan kabur, karena airmata rinduku sepertinya berebutan mau ikut-ikutan menitik dan menorehkan tinta di lembarannya. Salam rindu buat Bapak, pelukan hangat, rindu yang rimbun serta salam takzim sebesarbesarnya. Terkirim bersama surat ini. Dengan cinta yang sangat, (Puterimu) -------------------------------- Biodata: Nama Asli: Lia Sainab Asbar. Nama Pena: Lia Zaenab Zee. Lahir di Makassar, 28 Juli .... Muslimah, S1 Akuntasi dari UNHAS Makassar. Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar. Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi. SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi. Sekarang baru gelisah untuk mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi, Antologi Bersama Dapat di temui: FB: Lia Zaenab Twit: @zee_lia http://lia-zee.blogspot.com Mobile: 085242931445 -------------------------------- To: Mbak Anggi Putri Dengan Hormat, Mohon maaf, tidak diattacc. Satu dan lain hal tidak bisa memenuhinya. Saya sungguh berharap, jika karena alasan tersebut tidak bisa terupdate dan tidak lolos untuk dinilai. Saya bisa mendapat pemberitahuan. Terima kasih -------------------------------
#PuisiMingguanDuDek8 Judul: Kembang Kayu Si Isapmadu Nama Penulis: Lia Zaenab Zee Sore saga rupa manis leleh sari madu Di hati temaran sepi giris tak usai Saat impian tertaut meragu tarik ulur ikrar Jembatan kayu setapak kenang Reranting rona kembang kayu Orange, merah lonceng lambai kemayu goda. Cericit cit cit Isapmadu* .... Detik beku sesaat rerasa surga Ritme melodi alun hangat Kesiap tetesi gerah kalbu pelan buai Cit cit Isapmadu terus lelagu .... Wangi kembang kayu perawan senyum rekah seserahan sari. Baretbaret lara sirna citcitcit Kembang kayu Menabur madu aroma wangi Isapmadu temu pujadamba bersari madu. Serenade rindu tertasbih Dadaku serapat lapang Pahat rupa kembang kayu Bertekuk dikecupan Si Isapmadu Menanti seserahan akad diri Lisan doapinta tiada putus ; Ikhlas agung penyerahan Makassar,06 November 2014 =~=~==~=~=~=~=~=~=~=~ #PuisiMingguanDuDek7 Judul:Rahim Bumi Hidup Nama Penulis:Lia Zaenab Zee Tetap semai dirahim bumi Retak senyawa partikelnya kesakitan yang luka,tanah Pada baitbait damba basuh Pada musim yang seri Semai kehidupan Dirahim bumi yang kerak kegerahan pilu meradang ranahmu. Dan hidup tetaplah kehidupan.Meski lakonnya tertabur hadang lukaluka. Janji teguh semai kokoh Dalam taburan kering dahaga Rupa laku tegar. Dibadai gemerincing gigil derita Kuncup putikmu berkah Mengirimkan pesan asa --Untuk tetap hidup Makassar, 07 November 2014 ------------------------------------

Minggu, 09 November 2014

LelakiPerempuan Pahlawan Bangsa, Kini Oleh: Lia Zaenab Zee Pahlawan kemerdekaan Bakti bangsamu terekam di bukubuku sejarah. Rebah di nisan prasasti, kenang kisah patriotik. Merdeka harga darah, nyawa dan kemuliaan. Kuberkisah tentang engah yang tak pernah lelah. Tentang pahlawan masa kini Lakilaki perempuan Membelah gelapterang, panasdingin,ragammusim hari. Meraih bintang yang tak usaiusai, ibarat langkah yang tak pernah surut sedepa. Lelakiperempuan berhias kerut, uban dan peluh. Menyeruak ke pelosokpelosok lekuk negeri, bernafas asa. Punggung sandaran tunastunas bangsa. Lakilakiperempuan pemegang amanah,di kepalnya citabangsa, dirangkaisemaikan anakanak pertiwi Lakilakiperempuan, mesti rekam jejak suri tauladan. Mereka handayani*1. Lakilaki itu, Ayah, Bapak, Papa, Abah, Abi, .... Perempuan itu, Emak, Mama, Bunda, Simbok, .... Pahlawan masa kini tanpa alutsista*2. Pahlawan kehidupan bangsa Bimbingnya 'Candradimuka'*3 Dikeringat, otak, lisan dan pundak .... Ranahtanah ini dipertaruhkan Pahlawan tanpa tanda jasa Rupa bungah haru airmata bangga lambaian prestasi anakanaknya. Takzim*4 untukmu, : BapakBapak EmakEmak Makassar,09 November 2014 -------------------------------- Note: (25 Baris) Handayani*1 = Memberikan dorongan moral dan semangat. Alutsista*2 = Alat utama sistem pertahanan (singk) Candradimuka*3=Penggemblengan diri pribadi supaya kuat, terlatih, dan tangkas Takzim*4= Salam hormat -------------------------------- Nama Asli: Lia Sainab Asbar. Nama Pena: Lia Zaenab Zee. Lahir di Makassar, 28 Juli .... Muslimah, S1 Akuntasi dari UNHAS Makassar. Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar. Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi. SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi. Sekarang baru gelisah mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi, Antologi Bersama Dapat di temui: FB: Lia Zaenab Twit: @zee_lia http://lia-zee.blogspot.com Mobile: 085242931445 Untuk Lomba Tema'Pahlawan Bangsa 'GP'

Sabtu, 08 November 2014

#30HariNonStopMenulisPuisi-5 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Sahabat, Tersemat Dimemoar Apik Berlari peluh merayu matahari Bermimpi disenyumi senja Menggoda hujan bersanding pelangi. Disiang remahremah gerah hari Demi cukup bekal citacita kita Tak terukur kenang detik waktu Kala godaan lahir, ciut mata Letih meliur pada mi instant, Terlezat diusiausia liar lapar kita, dulu .... Terbiasa pada gizi porsi seada-adanya,kita. Bertarung bercumbu huruf. Bergulingan kerlip lentera. Mengecup kedutan mata. Sisakan lingkar hitam lebam. Demi raihan jubah toga. Dahaga, lapar, lesu, longo termaklum. Disemat dinasib yang sama Kenang laku padu tawa cupu kita, saat itu. Kusemat dimemoar yang apik, Sahabat .... Makassar,21 September 2014 ======================== 18 Baris Revised

Jumat, 07 November 2014

#30HariNonStopMenulisPuisi-3 Nama asli: Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee Judul: Aku,Puisi, dan Kamu =~=~==~=~=~=~=~=~=~= Aku bias yang terpangut lewat puisi. Jika diksi, rima, dan cumbuan maknanya buat pening. Kita duduk Kan kulafal pahamkan sabar,pelan,manis,hening. 'Sabar' pada ketidaksabaranmu berseteru ego. 'Pelan' merapikan bara liarmu 'Manis' merawat senyummu Lalu, kuhibahkan 'hening' Tempat hatimu bertaaruf merayu mendekat-Nya. Sekarang? Sudahkahkah kau tau? Setengah tau? Baru mau tau? Karena 'tak mau tahu' Lebamkan hatiku. Makassar, 07 November 2014 ________________________ Revised

Rabu, 05 November 2014

30HariNonStopMenulisPuisi-1 Rekah Rindu By: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~=~= Selarik cicip temu pandang Diremahremah rekah hari Berbagi seduh kisah, diriang tak berbeban. Bertaut tawa lakoni nafas Tak mesti cerita romantic Tammat fiksi terbaca Kini hadir jalar rasa riil Melumer siap aliriku Menjeratku di kubangan resah temu. Inikah rindu ...? Melodi bunga senandung jiwa Hati bersyair asmaradana Tarian indah dilamun angan Bibir getar bisik damba Jantung bahana gemdamriuh Tasbih riil atas nama rindu : Padamu Makassar,05 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~=~=
Mahkota Tercampak By: Lia Zaenab Zee ------------------------------ Langit mengguruiku keras Bumi menyertainya himpit Nafas tercucup sepahit kina Terlongo lisan,nerveku stag, selsel jenak hampir semaput. Takdirku berujung ketukan- palu, aromai udara legam galau pedih terpojok lingu. Pusara diukir sebelum ajal mengecup ruh. Pujapuji mahkota berai menenun kain kapan,untai sesal susul menyusul. Air kelopakku ruah tak terhingga, pangeran kecilku menatap dengan bola mata bening senyum kaca. Menghunjamkan mata panah paling perih tepat di jantung Tetaplah putih Nak! isakku. Jalajala tak bebas telah mendekap kini, tercerabut akar kehidupan sosial. Jauh riuh, jauh tawacanda Derita mengintai detikku Waktu dalam keangkuhan Menjadi sahabat dalam sekam kerangkengku. Pusaraku angsur tercacah, semai bersama ikhlas yang tabah. Aku kembali mempelajari cara tersenyum. Kelim ujung sajadah saksi setia ..., doadoa melangit, mengular, Tuhan ada dan maha bermata. Aku manusia dan bersalah, Tuhan ada dan Pengampun aku tahu itu. Makassar,02 November 2014 -------------------------------- 19 Baris Note; tercucup = terkecap nerve = syaraf stag = terhenti sementara kelim = pinggir -------------------------------- GALERI PUISI PEDAS 076 - Senin, 03 November 2014 Nama asli:Lia Sainab Asbar Nama pena: Lia Zaenab Zee -------------------------------
Rekah Rindu By: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~=~= Selarik cicip temu pandang Diremahremah rekah hari Berbagi seduh kisah, diriang tak berbeban. Bertaut tawa lakoni nafas Tak mesti cerita romantic Tammat fiksi terbaca Kini hadir jalar rasa riil Melumer siap aliriku Menjeratku di kubangan resah temu. Inikah rindu ...? Melodi bunga senandung jiwa Hati bersyair asmaradana Tarian indah dilamun angan Bibir getar bisik damba Jantung bahana gemdamriuh Tasbih riil atas nama rindu : Padamu Makassar,05 November 2014 = #30HariNonStopMenulisPuisi-1

Sabtu, 01 November 2014

Judul:Uban Pelangi Oleh: Lia Zaenab Zee =~=~=~=~=~=~=~=~= Terjenak lamun batas usia Gelembung kisah meruak Bersenyawa udara kuhirup Cerita seluruh jejak kenang Uban pelangi wartainya Rekam jalur likaklikuk terpendar, mempeta mengerak atau berpaling Kitab nafas tercetak luruh diuban pelangi Dikenang dihamburan gelembung-gelambung deret Terkaca senyum airmata Biasan warnawarni Kesemestian pikir, belajar Uban pelangi Keragaman Kesementaraan Pengantar pada keabadian Makassar,02 November 2014 =~=~=~=~=~=~=~=~= #PuisiMingguanDudek6