Senin, 17 November 2014
Makassar,12 November 2014
Untuk Mama
Di
Rumah Rindu
Mama Sayang,
Mama baik kan,? Jangan seperti debar rindu di dada ini yang tak pernah baik-baik saja, tiap kali bola mata putrimu ini, tidak bisa nyata melihat dan menangkap bayangan riel mama, yang jauh di seberang lautan sana.
Aku selalu mendoakan mama. Tapi maafkan bila tidak sekhusyuk
Seperti doa Mama untukku.
Mama, bagaimana panen kebun buah salak kita,? Aku kuatir, buah panen Mama, hanya cukup untuk membeli lauk sangat sederhana. Karena di Tivi, aku melihat buah buahan yang dihias seindah-indahnya dari luar negeri, menyerbu masuk terpajang menyilaukan mata di pasar-pasar. Sampai ke pelosok-pelosok.
Mama, bagaimana bacaan Quran
nya.? Apa minusnya makin parah ya ma.? Di sini tiap kali aku mengejakan huruf Hija'iyah untuk cucumu si' Leyaa, selalu teringat bagaimana dulu repot dan sabarnya Mama mengejakan huruf demi huruf padaku. Dan beberapa teman-teman kecilku tetangga kita. Yang ikut belajar mengaji padamu.
Mama maafkan putrimu ini, kadang sabarku mengajar tak bisa menyamaimu. Padahal yang aku hadapi hanya si' Leyaa, cucu semata wayangmu saja.
Mama, bagaimana gangguan kolesterol dan tekanan darah tinggi Bapak.? Aku akan selalu mengingat petuahmu, untuk menjaga pola makan sejak dini bagi keluarga kecilku. Agar tak terulang penderitaan gangguan kesehatan, seperti yang Bapak alami berpuluh tahun.
Mama, ah.... Bolamataku berkaca-kaca. Aku tahu Mama mengalami hal yang sama kan,? atau bahkan kornea mama malah sudah teraliri air, manakala Mama teringat aku kan Ma.!? Atau teringat anak sulungmu, Bang Rio di Kalimantan sana, yang lebaran kemarin tidak sempat pulang.?
Teringat malam-malam sepi yang hanya Mama lalui berdua dengan Bapak. Hehehe ... mungkin,
sepinya sedikit berkurang ya ma? direpoti repetan keluhan Bapak dengan segala embel-embelnya, jika tensinya mulai meninggi mengkwatirkan, ketika kaki-kakinya bengkak karna kadar kolesterolnya tak terkendali.
Mama, tak terbilang rindu. Tak terbilang kenangan menari-nari
diingatanku tentang lekuklekuk inci demi inci 'rumah rindu' kita.
Mama, maafkan aku. Jika kurang
bisa menjadi mama yang hebat untuk cucumu. Tidak bisa menyamai kehebatannmu menjadi mama buatku. Tapi setidaknya aku tidak akan pernah menyerah berusaha menjadi mama hebat sepertimu.
Hehehe.... Mama, begitu ingin
menumpahkan keluh kesahku di pangkuan Mama seperti dulu.
O ya Ma, maafkan aku lagi. Dulu, aku pernah mencibir di belakang Mama karena diomelin Mama gara-gara telat pulang sekolah dan tidak mengabari Mama, hanya karena keasyikan ngerumpi di rumah teman sekelas dan lupa waktu.
Mama tahukah kamu, ternyata aku lebih tukang omel dan lebih nervous (panikan) daripada Mama.
Buktinya Leyaa.... Sering banget protes, dan malah mencap aku 'tukang ngomel', Ma .... Hihi.
Terima kasih untuk semua jejak
yang kau tinggalkan dan masih akan terjejak di masa yang akan datang. Sampai keabadian merenggut.
Sekarang aku benar-benar mengerti sepenuh arti, yang orang-orang selalu katakan :
'' Kau akan mengerti cinta seorang ibu saat engkau benar-benar telah menjadi seorang ibu''
Mama, aku akhiri surat cinta ini sampai di sini saja. Aku takut mata mama protes kelelehan bacanya karena terlalu panjang. Aku takut juga, tulisan dalam surat ini akan kabur, karena airmata rinduku sepertinya berebutan mau ikut-ikutan menitik dan menorehkan tinta di lembarannya.
Salam rindu buat Bapak, pelukan hangat, rindu yang rimbun serta salam takzim sebesarbesarnya. Terkirim bersama surat ini.
Dengan cinta yang sangat,
(Puterimu)
--------------------------------
Biodata:
Nama Asli: Lia Sainab Asbar.
Nama Pena: Lia Zaenab Zee.
Lahir di Makassar, 28 Juli ....
Muslimah, S1 Akuntasi dari
UNHAS Makassar.
Staff Finance di Perusahaan Swasta Nasional Pengembang Perumahan di Makassar.
Hobby membaca, sejak bisa membaca, di SD tugas mengarang selalu dengan nilai tertinggi.
SMP, SMA tergia-gila membuat puisi dan cerpen . Tidak pernah terpikir mempublikasikannya. Kuliah malah lupa kalau punya kemampuan mengarang dan berpuisi.
Sekarang baru gelisah untuk
mengapresiasiakan minat sastra. Ada beberapa buku puisi,
Antologi Bersama
Dapat di temui:
FB: Lia Zaenab
Twit: @zee_lia
http://lia-zee.blogspot.com
Mobile: 085242931445
--------------------------------
To: Mbak Anggi Putri
Dengan Hormat,
Mohon maaf, tidak diattacc.
Satu dan lain hal tidak bisa
memenuhinya.
Saya sungguh berharap, jika
karena alasan tersebut tidak
bisa terupdate dan tidak lolos
untuk dinilai. Saya bisa
mendapat pemberitahuan.
Terima kasih
-------------------------------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar