Jumat, 14 November 2014
Kemarau Kami Tuan Wakil Rakyat
By: Lia Zaenab Zee
=~=~=~=~=~=~=~=~=
Berkejaran lari terang gelap desa
Gigil tulang berita kemarau tapak
sendu gelisah.
Rayuan debu mulai kabarkan
gersang retakretak lahan
Pohonpohon isak sedusedan
Meratap guguran dedaun Meranggas miris hilang riang
Terpekur Pak Tua, sepagian ini
Resah mulai mengipas kalbu
Menggelitik bayang resah
Asa panen, kuliah buah hati, cicilan tengkulak..., akh.!
Kening pikir meragu asa, berebut gentayang sesak dada.
Nanar mata kaca, bulirbulir padi memelas sekarat kehausan.
Pak Tua, menelan paksa gelisah gerah kelam tepitepi malam.
Riuh Tivi kecil berdebu di pojok menikam sepi.
Operet Wakilwakil Rakyat
Berbui bersahutsahutan
Meja berserak, gebrak labrak
Begitu ; pelik urusan mereka?
Terlalu sederhanakah kemarau kami untuk urusan akbar mereka?
Makassar,14 November 2014
=~=~=~=~=~=~=~=~==~=~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar