Rabu, 15 Oktober 2014

Kurator 'FALLEN ANGEL'. Judul yang sangat menarik dan multi tafsir menurutku. Isi gambar secara kasat mata adalah: seorang Ibu yang sedang menenangkan anak lelakinya, yang dalam genggamannya bertumpuk sejumlah uang. Karya seni bagi aku yang hanya sebagai penikmat, akn mungkin mempunyai tafsiran yang sangat liar. Tapi, kemudian kembali kepemahaman bagi diriku sendiri, bahwa karya seni diciptakan untk dinikmati bukan?, terlepas paham atau tidak terhadap suatu karya tersebut. Dan untuk menikmati- nya. Orang berhak menilai dan menikmatinya sesuai apa yang meraka pahami. Setuju?. Baiklah, aku akan men- coba menjadi kurator dadakan untuk lukisan yang cukup menarik di atas. Seorang Ibu Single Parent, dengan seorang anak laki-laki ABG. Seperti pada umumnya. Seorang anak pada masa transisi seperti ini, akan banyak sekali mengalami ketidakseimbangan mental dan fisik. Wajar, namanya masa transisi. Masa se- orang anak bermetamor- fosis menjadi manusia dewasa. Eitss ..., kembali kebaha- san utama.Sang Ibu adalah seorang malaikat yg tugas utamannya membagikan reseki pada siapapun yang Tuhan perintahkn padanya Dia dilengkapi sayap untuk tugas tersebut. Syahdan!. Suatu ketika anaknya yang yang suka kebut-kebutan mengalami kecelakaan, tepatnya Rio (nama anaknya) menabrak seorang gadis remaja seusianya dan akibat kecelakaan itu kedua kornea mata gadis itu cedera dan berujung kebutaan. Orang tua sang gadis tentu saja menuntut per- tanggungjawaban. Mereka menuntut pada sang Ibu untuk menyediakan donor mata untuk anak gadisnya. Betapa sedihnya sang Ibu. Memikirkan cara men- dapat Donor dan biaya yang harus dikompensasi, andaipun bisa menemukan donor. Dan makin bersedih, setelah Rio, anaknya ber- sedia mendonorkan kedua kornea matanya. Ini sebagai rasa tanggung- jawabnya dan untuk menghapus gundah Ibunya atas keteledorannya. Singkat cerita, saat Rio berada di rumah sakit, dalam proses pendonoran tersebut. Tiba-tiba saja Ibunya muncul. Dalam Penampilan yang sangat beda seperti biasanya. Bukan lagi dalam wujud malaikat dengan sayap putihnya berhias wajah bersinar menawan. Tapi justru dlam penampilan Iblis atau sejenis jin dengan tanduk di kepala dan raut muka suram dan sedih. Masih dalam suasana hati yang heran bercampur gelisah. Reflek tangannya memegang kepala,dan shock ketika tangannya memegang sepasang benda keraslancip tlah menancap dikepalanya. Tanduk, juga!?. ''Apa yang telah terjadi Bu!!?'' Teriaknya panik. Mukanya memucat dngan mata terbeliak.Tanpa ber- kata apa-apa, sang Ibu dengan gerakan spontan memeluk anaknya. Ber- usaha menenangkannya. Perasaan keibuannya, sangat mengerti guncangan perasaan yang dialami Rio. Dia membiarkan saja anaknya itu,larut dalam isak dipelukannya. Setelah beberapa saat, setelah merasa Rio sudah mulai agak tenang. Dia mulai bercerita pelan- pelan. ''Ibu baru saja di pecat Sebagai malaikat'' kata Ibunya datar, sambil sesekali mengusap sayang jari anaknya. '' Apa yang terjadi bu?, ceritakanlah semua padaku ...?'' ''Ibu berbuat kesalahan dengan berbuat korupsi. Itu semua ibu lakukan demi membiayai serta mencari untuk sesiapa yang bersedia mendonor- kan kornea mata buat gadis itu ''. '' Ibu tak kan sanggup, melihatmu hidup tanpa mata, meski dengan alasan apapun,nak," Dengan airmata meleleh, dikeluarkan se- gepok uang kertas dari tas tangan yang sederhana yang sedari tadi terkulai di pangkuannya. Diberikannya pada anaknya yang menerimanya dengan rupa bengong bin linglung. '' Ibu sudah menemukan pendonor mata.'' Sesuai dengan aturan yang ditetapkan, seorang malaikat tidak boleh seka- pun berbuat salah. Sekali berbuat salah otomatis akan berubah golangannya yang terhormat. Sang Ibu dan keturunan dijatuhi hukuman,dijadikn keturunan manusia ber- tanduk. Konon tanduk perlambang cap/tanda bahwa dulunya Ia berasal dari golongan malaikat. Suatu malam, entah yang kesekian kalinya Rio terisak pelan. 'Cinta ibu adalah Cinta itu Sendiri'. Batinnya mengharu biru, pilu. «== Makassar, 14 Oktober 2014 ===============«

Tidak ada komentar:

Posting Komentar