Senin, 12 Januari 2015
Refuse Ellunar no attach
Renyah Kenangan
Oleh: Lia Zaenab Zee
Mula cinta menatap
di sepasang mata lugu
culun pada pendulung
silam lalu
Bersama puisi sederhana penyampai rasa yang
gentayangan mendada
Kepala tertunduk malu
meredam lonjak degup
menjalar jantung,
..., amboi inikah cinta?
Menghantar sekotak buhul
rindu berenda cinta sepasang
sejoli: putih abuabu
Hari kita, binar kepak lugu
buncah cemerlang, selalu
saling menunggu dalam debar,
di gerbang sekolah
''Andai kau daun aku
adalah tangkainya.''
Coretan alay penghantar
tidur malammalam
Cinta monyet di genggaman
Indah sederhana, penambah
rasa manis cecap di teh'
: pagipagi
Cinta yang melembutkan
gemuruh guruh di musim
basah, mengusap peluh
di musim gerah
Cinta yang dilakon tanpa
perlu arahan sang sutradara
Tentang punggung puisi
yang penuh beban saat ini
Teringat padamu, lelaki
belia bersyair ringan
Pemantik api rindu gelora, sepanjang usia cinta pertama
: KAU--AKU
Kelak, saat kita senja,
puisiku yang berat kan kucampakkan, mencari
kisah cecap rasa gurih,
pada rasa riang merah
jambu hati
: AKU--KAMU
Cinta yang polos,
mengindah apa adanya,
dalam senyum pengenangan
: KITA
Makassar,30Desember2014
NB: 17 Baris
=================
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar