Minggu, 07 Desember 2014
Desember 3: Talu Hujan Pagi
By: Lia Zaenab Zee
Tikaman hujan bertaruh ribut di sini. Memelodikan dendang bertalutalu. Dentum air hinggap membingkai jendela kekaca. Terasa dingin di poripori. Lalu pesona hangat di dada bayang senyummu menyelinap bersamanya
Selalu begitu. Mengingatmu bersama hujan rerupa ingatan gigil yang romantis. Kala gigil menggigit kulit ke tulang. Lalu, Tibatiba saja dada menghangat tanpa permisi
Aha... Ini hanya kilas balik. Saat waktu berbaik hati mempertemukan kita dalam pelukan hujan bukan.?
Ataukah hujan adalah bagian episode romantis yang diciptakan untuk kita.? Atau bisa jadi, hanya episode penutup 'sad ending'
saat hangat jadi bara lalu berbalik jadi beku.
Inikah episode kita Fi.?
Karena mengingatmu, dadaku selalu berkhianat pada beku
Makassar,03Desember2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar