Minggu, 07 Desember 2014
Mahkota Tercampak (Long)
By: Lia Zaenab Zee
------------------------------
Lelangit menggurui keras
Bumi menyertai himpit
Lisan tercucup sepahit kina
Terlongo lisan, nerve kaku
Selsel jenak hampir semaput
Takdirku berujung ketukan
palu, aromai udara legam
galau pedih terpojok lingu
Pusara diukir sebelum ajal mengecup ruh.
Pujapuji mahkota berai
menenun kain kapan,untai
sesal susul menyusul.
Air kelopakku ruah tak
terhingga, pangeran kecilku
menatap dengan bola mata
bening senyum kaca.
Menghunjamkan mata panah
paling perih tepat di jantung
Tetaplah putih Nak! isakku.
Jalajala tak bebas telah
mendekap kini, tercerabut
akar kehidupan sosial.
Jauh riuh, jauh tawacanda
Derita mengintai detikku
Waktu dalam keangkuhan
Menjadi sahabat dalam
sekam kerangkengku.
Pusaraku angsur tercacah,
semai bersama ikhlas yang
tabah.
Aku kembali mempelajari
cara tersenyum.
Kelim ujung sajadah saksi
setia ..., doadoa melangit,
mengular, Tuhan ada dan
maha bermata.
Aku manusia dan bersalah,
Tuhan ada dan Pengampun
aku tahu itu.
Makassar,02 November 2014
--------------------------------
19 Baris
Note;
tercucup = terkecap
nerve = syaraf
stag = terhenti sementara
kelim = pinggir
------------------------------
-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar