Minggu, 07 Desember 2014
Goresan Jelang 22 Des....
Ibu
Puisi dalam diksi yang tiada pernah kering dituang. Dituliskan dalam cerita adalah ending yang tak pernah sempurna, selalu kurang.
Dilukiskan dalam gambar adalah warna yang selalu tidak cemerlang seperti warnamu. Mengenang kelembutan belainya adalah rasa hangat yang tak pernah bisa diukur.
Ketulusan yang tak ada ujung. Dan Ibu adalah Emak yang tak pernah menutup ulur dekapnya menunggu aku pulang...
Liaze16Nov14MakassaR
,,,,,,,,,,,,,
Ibu itu mata air doa. Ridhanya adalah semai ridha Tuhan. Di rahim dan kasihnya, damai dunia di pelihara dan dirawat. Beliau adalah pemilik cinta teragung setelah cinta Tuhan. Dihadapannya aku adalah bocah abadi pendamba usapan belainya. Kuyakin cintamu padaku adalah kisah yang tak mengenal akhir.
'''''''''''''
Ibu itu bagiku adalah koki terhebat buatku. Aroma dapurnya adalah candu rindu yang telah bersenyawa sesak dalam darahku. Selalu mengusik dan menggerayangi ingatanku. Untuk menemukan jalan pulang. Membaui kembali aroma dapur cintamu Ibu, seperti kilas lakon ingatan tentang omelan sayangmu, kala aku lupa mencuci tangan sebelum makan.
""""""""""""
Ibu itu bagiku adalah kado rupa ketulusan cinta yang tiada satupun yang bisa menandinginya, abadi.
Tangan dan pelukannya terhangat dari semua yang pernah kukenal. Pangkuannya tempat yang paling damai untuk melabuhkan semua baret-baret luka hidup. Dan anehnya, airmatanya adalah kristal terindah untuk apapun yang membuatnya bahagia karenaku.
""""""""""""
Ibu itu muara ilmu hidup, cinta, kasih sayang dan belaian. Seluruh gerak geriknya adalah cinta buatku, tak perduli Ibu memarahiku sekalipun. Mengalirkan airmata sedihnya karena ulah burukku, adalah dera yang teramat sakit buatku. Karena aku paham jika menyakitinya maka surgakupun hilang. Bukankah surga ada di telapak kakinya.?
---------
Ibu itu adalah potongan cinta abadi yang dikirim Tuhan ke bumi. Rahim dan selsel darahnya telah ditakdirkan sebagai tempat semai dan tumbuh ummat manusia. Karenanya, Ibu adalah kehidupan itu sendiri.
""""""""
Lia Sainab Asbar, 30 tahun, Makassar, Karyawan Swasta
Buku: Antologi ''MAMA''
""""""""
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar