Minggu, 07 Desember 2014
Desember Dua
By: Lia Zaenab Zee
Benakku penuh, buram mata. Riuh rasa belati mencacah titik demi titik, sudut demi sudut. Hadir bara gemuruh tak pergipergi dari ribuan malammalam lewat. Kanvaskan pagi sejuk udara geliat risau
Teh' Jasmine, pagi. jenggalakan
aroma uap kekupu gelisah belai. Manismu gigil mengaliri bayang paling bayang, jelma tatapan elang kenang terkenang, biru rindu. Kalbu tertikam koyak
Aku girih dalam senyum.
Mewartakan riang pada semesta. Bahagia lancip yang semu. Menggores pesan rindu mendenging kekotak jiwa.
Angan semburat jingga saga sentosa. Tegar anggun mahal genggam api tanpa percik. Buai sandaran punggung hanya kenang abai. Melenggang pesona, cantik, purna
Aku akar tangguh yang rapuh belur serpih. Teralir ratusan pagi, lirih gerayangi ego. Meretakkan inci per inci. Beku diujung kemarau. Gerah pada rintik jarum hujan .... Kulai dititik terdidih
''Di dada rindu api lalu batu''
Makassar,2Desember2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar