Minggu, 07 Desember 2014

SebaikBaik Peran By : Lia Zaenab Zee Anakanak zaman. Dilapalhapalkan keserakahan. Timbangan martabat diketuk palu dengan pundi pundi uang. Kepintaran dilacurkan di majelismajelis ilmu. Budi nalar dipanggang rasa benci telanjang, ramuan saling fitnah dicap halal kepentingan golongan. Mabuk ambisi sempoyangan toreh legam sejarah Wakil rakyat terlambat menjadi anak taman kanak-kanak. Kalap pada pelesir luar negeri. Membagi hak rakyat dengan kacamata kuda. Penguasa sibuk menghitung tabungan. Tertawa memprediksi kemewahan hidup tujuh turunan. Mencemoh hukum yang banci Negeri berkarat sekarat dengan benci yang racun. Mahir mencari-cari borok luka sesama. Candu mengawang mentereng pada emas, kursi, kuasa. Mencabik amuk pada semua yang rintang Negeri terisak dalam raungan: Jadilah sebaikbaik peran. Jadilah manusia positif. Penyimpan asa dan mimpimimpi yang dijaga sepenuh jujur dalam kantong kantong kebeneran Jadilah suluh yang kecil. Kala bongkahan percikan terang jelma bola api menghanguskan senyum Tuhan ranah pertiwi Indonesia gemah ripah loh jinawi Biarkanlah Tuhan tersenyum tulus. Jadilah peramunya sebelum 'Dia' benarbenar menjadi bosan Makassar,8Desember2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar